Mendeskripsikan dengan Kelima Panca Indra
Mendeskripsikan sebuah situasi atau benda dalam cerita, bukan hanya lewat sudut pandang mata, tapi juga panca indra lain seperti hidung, kulit, telinga, dan mulut. Dengan begitu deskripsi yang penulis buat bisa tergambar jelas oleh para pembaca, bukan hanya tampilannya, tapi juga suasana, aroma, tekstur, bahkan rasa. Tentu saja, hal itu bertujuan agar pembaca terhanyut ketika membaca deskripsi tersebut, seolah-olah terbawa masuk ke dalam situasi.
PERINGATAN!!!
Tidak semua unsur harus dideskripsikan dengan kelima panca indra, seperti juga rumus Show dan Tell yang mana harus bisa diimbangi satu sama lain. Namun, ketika harus melakukan deskripsi mendetail, maka sebaiknya gunakan kelima panca sila sehingga deskripsi buatan kalian tidak melebar ke mana-mana.
Kunci dari deskripsi dengan kelima panca indra jelas Mata, Hidung, Mulut (Lidah), Telinga, dan Kulit. Jika semua aspek di atas sudah terpenuhi, maka cukuplah deskripsi dari hal tersebut, dan kalian bisa lanjut mendeskripsikan hal yang lain lagi.
Kalau sudah punya gambaran, berikut adalah beberapa contoh mendeskripsikan sesuatu menggunakan kelima panca indera.
1. Perpustakaan
Aku menelusuri buku-buku itu, membuat debu-debu halus menempel di ujung jari. Tanpa sadar aku tersenyum, sebagian orang mungkin tidak menyukai perpustakaan. Namun, aku rasa semua setuju kalau tempat ini memang cocok untuk menenangkan diri.
Mata : Melihat lantai kayu eboni dan buku-buku berjejer rapi.
Telinga : Mendengar kesunyian dan lantai berderit.
Hidung : Membaui aroma apak.
Kulit : Merasakan debu.
Mulut : Tersenyum karena perasaan senang.
Danny mengumpat ketika seseorang menubruk punggungnya cukup keras. Lagu remix yang dimainkan DJ, serta lampu disko warna-warni tidak mampu membuat semangatnya naik. Alih-alih semangat, tubuh pria itu nyaris remuk terhimpit keramaian.
Telinga : Mendengar kesunyian dan lantai berderit.
Hidung : Membaui aroma apak.
Kulit : Merasakan debu.
Mulut : Tersenyum karena perasaan senang.
2. Bar / Club
Danny mengumpat ketika seseorang menubruk punggungnya cukup keras. Lagu remix yang dimainkan DJ, serta lampu disko warna-warni tidak mampu membuat semangatnya naik. Alih-alih semangat, tubuh pria itu nyaris remuk terhimpit keramaian.
Berbagai jenis parfum membombardir hidungnya bagai nuklir, teriakan-teriakan penonton membuat Danny berpikir dirinya sedang berada di neraka. Seharusnya ia menolak ajakan ini sejak awal, seorang Introvert memang seharusnya berdiam diri saja di rumah.
Mata : Melihat situasi serta dekorasi dalam club (lampu disko dan Dj).
Telinga : Mendengar lagu elektro dan suara bising penonton.
Hidung : Membaui aroma berbagai parfum.
Kulit : Merasakan badan terhimpit sehingga nyaris remuk.
Mulut : Mengumpat.
Ana melangkah lunglai menuju taman bermain di dekat rumahnya, lalu duduk di salah satu ayunan berkarat. Gadis itu bersandar pada rantai yang dingin, menghirup aroma besi samar yang entah kenapa tidak lagi mengusiknya. Banyak anak-anak bermain hari ini. Ada yang bermain pasir, jungkat-jungkit, seluncuran, dan lain-lain. Tawa riang mereka ternyata menular pada Ana. Wanita itu akhirnya bangkit dari ayunan, hendak bergabung bersama mereka.
Mata : Melihat suasana taman, dan anak-anak yang sedang bermain.
Telinga : Mendengar tawa riang anak-anak.
Hidung : Menghirup aroma besi pada rantai ayunan berkarat.
Kulit : Merasakan besi ayunan yang dingin dan berkarat.
Mulut : Ikut tersenyum karena perasaan bahagia melihat anak-anak.
Mulut Tori tak henti bergumam menikmati spagethi panas yang kaya rasa oregano. Sesekali ia mengusap peluh di dahi, udara bulan Juli memang sangat jahat, untung restoran ini punya pendingin ruangan. Irisan jeruk yang menempel pada pendingin itu juga membuat udara terasa segar.
Pria itu heran kenapa restoran ini sepi pengunjung, padahal kalau dilihat dari makanan, meja dan kursi klasik, alat-alat makan dari aluminium, musik klasik pengiring, serta pelayan-pelayan yang berpakaian formal, restoran ini berpotensi menjadi restoran bintang lima.
Tiba-tiba Tori terlonjak mendengar klakson panjang kereta, disusul deru yang membuat tanah bergetar. Tori baru ingat kalau tempat ini berada persis di samping rel kereta. Mungkin itu alasannya.
Mata : Melihat keadaan restoran.
Telinga : Mendengar suara jazz dan deru kereta.
Hidung : Mencium aroma jeruk dari pengharum ruangan.
Kulit : Berkeringat karena udara panas.
Mulut : Menikmati makanan lezat yang kaya oregano.
Tas itu berwarna merah muda dengan tali panjang beraksen emas. Empat bunga dengan warna berbeda menghiasi sisi depannnya. Bahannya terbuat dari kulit lembu asli. Halus dan beraroma mawar. Semoga harganya tidak semahal bentuknya.
Mata : Melihat fisik tas.
Hidung : Mencium aroma mawar.
Kulit : Merasakan bahan halus dati kulit asli.
Mulut : - (tidak dibutuhkan)
Telinga : - (tidak dibutuhkan)
Gina merasakan sesuatu yang lembut mengelus kakinya. Begitu melirik, ia nyaris terjengkang melihat sosok berbulu lebat berwarna abu-abu. Ia pikir itu seekor anjing, tapi ketika suara dengkuran halus terdengar dari hewan itu, Gina sadar itu hanya seekor kucing. Ketika gadis itu mengangkatnya di pangkuan, aroma lidah buaya langsung tercium. Kucing ini pasti kabur dari rumah, pikir Gina. Terlalu bagus untuk ukuran kucing liar.
Mata : Melihat situasi serta dekorasi dalam club (lampu disko dan Dj).
Telinga : Mendengar lagu elektro dan suara bising penonton.
Hidung : Membaui aroma berbagai parfum.
Kulit : Merasakan badan terhimpit sehingga nyaris remuk.
Mulut : Mengumpat.
3. Taman Bermain.
Ana melangkah lunglai menuju taman bermain di dekat rumahnya, lalu duduk di salah satu ayunan berkarat. Gadis itu bersandar pada rantai yang dingin, menghirup aroma besi samar yang entah kenapa tidak lagi mengusiknya. Banyak anak-anak bermain hari ini. Ada yang bermain pasir, jungkat-jungkit, seluncuran, dan lain-lain. Tawa riang mereka ternyata menular pada Ana. Wanita itu akhirnya bangkit dari ayunan, hendak bergabung bersama mereka.
Mata : Melihat suasana taman, dan anak-anak yang sedang bermain.
Telinga : Mendengar tawa riang anak-anak.
Hidung : Menghirup aroma besi pada rantai ayunan berkarat.
Kulit : Merasakan besi ayunan yang dingin dan berkarat.
Mulut : Ikut tersenyum karena perasaan bahagia melihat anak-anak.
4. Restoran
Mulut Tori tak henti bergumam menikmati spagethi panas yang kaya rasa oregano. Sesekali ia mengusap peluh di dahi, udara bulan Juli memang sangat jahat, untung restoran ini punya pendingin ruangan. Irisan jeruk yang menempel pada pendingin itu juga membuat udara terasa segar.
Pria itu heran kenapa restoran ini sepi pengunjung, padahal kalau dilihat dari makanan, meja dan kursi klasik, alat-alat makan dari aluminium, musik klasik pengiring, serta pelayan-pelayan yang berpakaian formal, restoran ini berpotensi menjadi restoran bintang lima.
Tiba-tiba Tori terlonjak mendengar klakson panjang kereta, disusul deru yang membuat tanah bergetar. Tori baru ingat kalau tempat ini berada persis di samping rel kereta. Mungkin itu alasannya.
Mata : Melihat keadaan restoran.
Telinga : Mendengar suara jazz dan deru kereta.
Hidung : Mencium aroma jeruk dari pengharum ruangan.
Kulit : Berkeringat karena udara panas.
Mulut : Menikmati makanan lezat yang kaya oregano.
5. Tas
Tas itu berwarna merah muda dengan tali panjang beraksen emas. Empat bunga dengan warna berbeda menghiasi sisi depannnya. Bahannya terbuat dari kulit lembu asli. Halus dan beraroma mawar. Semoga harganya tidak semahal bentuknya.
Mata : Melihat fisik tas.
Hidung : Mencium aroma mawar.
Kulit : Merasakan bahan halus dati kulit asli.
Mulut : - (tidak dibutuhkan)
Telinga : - (tidak dibutuhkan)
6. Kucing
Gina merasakan sesuatu yang lembut mengelus kakinya. Begitu melirik, ia nyaris terjengkang melihat sosok berbulu lebat berwarna abu-abu. Ia pikir itu seekor anjing, tapi ketika suara dengkuran halus terdengar dari hewan itu, Gina sadar itu hanya seekor kucing. Ketika gadis itu mengangkatnya di pangkuan, aroma lidah buaya langsung tercium. Kucing ini pasti kabur dari rumah, pikir Gina. Terlalu bagus untuk ukuran kucing liar.
Mata : Melihat fisik kucing.
Hidung : Mencium aroma lidah buaya pada bulu kucing.
Telinga : Mendengar suara dengkuran halus dari kucing.
Kulit : Merasakan bulu lembut dari kucing.
Mulut : Bergumam keheranan dengan kehadiran si kucing.
Penutup
Mendeskripsikan dengan lima panca indra disebut-sebut sebagai penanda apakah seorang penulis sepooh atau tidak sepooh. Itu sebagian benar, tapi sebagian lagi malah berpotensi terjerumus ke jurang pamer koleksi diksi. Ujungnya malah jadi bertele-tele dan tidak nyambung pada tema.
Untuk itu, selain mendalami ilmu deskripsi menggunakan kelima panca indra, kita juga harus mendalami ilmu kapan saat yang tepat untuk menggunakan deskripsi kelima panca indra tersebut. Ingat kata Patrick Star ....
Ey ... salah gambar, h3h3. Maksudku adalah yang ini ....
"Ingat, pemujaan yang berlebihan itu tidak sehat." |
Sampai jumpa di hari lain ^o^/
Comments
Post a Comment