Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)


A. Trope Buruk nan Menyesatkan

Selamat datang kembali para pembaca budiman. Sebelum kita melangkah lebih jauh, aku ingin kalian mempersiapkan mata, otak, dan hati, sebab postingan kali ini akan menjadi Review Julid Keroyokan. Lapak di mana aku mereview novel-novel terbitan Watpat yang tidak pernah berhasil aku selesaikan, lantaran kadar brekelenya tidak bisa lagi ditolelir.

WARNING : MENGANDUNG KONTEN SENSITIF

Aku sering mengatakan bahwa guilty pleasure-ku adalah membaca novel terbitan Watpat, dan mengejek betapa brekele-nya novel-novel tersebut. Meskipun terdengar jahat dan kurang kerjaan, tapi itulah caraku bersenang-senang di dunia fana ini. Beberapa novel berhasil aku selesaikan dan sukses menjadi review julid yang paling kalian tunggu-tunggu. Namun, tak jarang novel-novel tersebut terlalu menyiksa, sampai mental sekuat bajaku pun tak sanggup melanjutkan.

Penderitaan bukan datang dari segi tanda baca atau PUEBI, karena aku sengaja membaca novel yang sudah diterbitkan sehingga pastinya sudah melalui tangan editor (editor yang malang). Siksaan utama yang disajikan novel-novel Watpat memang dari isi novel itu sendiri. Satu trope yang paling aku benci, dan sangat berbahaya bagi pembaca adalah ROMANTISASI TINDAK KRIMINAL.

(tarik napas) Girls, aku ingatkan pada kalian, dan aku tidak percaya hal seperti ini harus diingatkan.

Pelecehan tidak akan pernah romantis apa lagi UwU, tidak peduli rupa pelakunya setampan Dewa Yunani. Pelecehan hanya akan meninggalkan trauma dan luka batin berkepanjangan. Ketakutan akan segala hal, kegelisahan sepanjang waktu, bahkan dalam kasus paling parah bisa merenggut nyawa korban.

Ketika seseorang mengalami pelecehan, wajah si pelaku tidak akan terlihat bak Dewa Yunani, bahkan tidak akan terlihat seperti manusia. Mereka justru terlihat seperti iblis. Gelap, jahat, dan menakutkan. Jadi saat novel-novel Watpat malah menjadikan hal tersebut UwU, para pembacanya (terutama perempuan) mulai mengharapkan bisa mengalami hal serupa. Which is freakin stoopid! Percayalah, kalian TIDAK MAU mengalami hal-hal seperti itu di dunia nyata.

Lebih parah lagi ... para penulis novel-novel yang akan ku-review ini semuanya perempuan! Membuatku penasaran, apakah mereka sama sekali tidak merasa seram saat proses pembuatannya? Apa mereka benar-benar menganggap hal seperti itu romantis dan UwU?

This is sickening! Semenjak trope seperti itu tenar, aku mulai menjauhi novel-novel Watpat, juga seluruh platfrom online lain, terutama yang berbayar.

Kebanyakan penulis di tempat seperti itu tidak memikirkan konsekuensi dari apa yang mereka tulis. Mereka hanya memikirkan diri sendiri, padahal seorang penulis paling pantang bersifat egois, sebab mereka pasti memiliki pembaca. Dan jika sebuah tulisan sudah memiliki pembaca, maka penulis pun memiliki tanggung jawab besar.

Baiklah ... langsung saja kita mulai review yang menyiksa ini. Beberapa kata mungkin mengganggu dan tidak nyaman, jadi kalau kalian sensitif dengan hal-hal seperti itu bisa berhenti baca sekarang. Love ya!  

1. Bad Boy For Little Girl


Penulis : Cinderella Sarif

Penerbit : Bukune

Membaca sampai halaman : 170-an

Blrub :


Cowok bandel emang selalu lebih menarik. Tingkah mereka yang nyebelin, biang onar, dan sok kece kadang bikin... ehm, gemas.
Begitu juga dengan Dhirga Bimantara, siswa SMU Cakrawala yang diberi julukan ‘Bad Boy‘ karena tingkahnya membuat para guru kewalahan. Wajah Dhirga yang tampan pun seolah mempermudah dirinya untuk digandrungi oleh siswi-siswi SMU Cakrawala.

Namun, semua daya tarik Dhirga seakan tidak berlaku untuk Nada Elvira. Bukannya ikut terpesona, setiap melihat cowok itu ia justru teringat kenangan buruk yang merenggut nyawa orang terdekatnya. la pun selalu menghindar saat harus berurusan dengan Dhirga. Dasar bengal, Dirgha malah menganggap itu sebagai tantangan dan semakin gencar mengusik ketenangan Elvira.

Berhasilkah si Bandel menaklukkan hati si Mungil, atau sebaliknya? Yuk, ikuti kisah mereka!

Plot

Kita awali review dengan level ringan. Plot novel ini standar trope Watpat benci jadi cinta. Ceweknya bersikap seperti anak kecil, dan cowoknya Bad Buoy. Yah, secara teknis sudah tertulis di judul. Seorang cewek secantik bidadari (beneran dideskripsikan begitu, jadi jangan salahkan aku!) bernama Elvira. Bersifat seperti anak kecil, polos, lucu, belum pernah pacaran, all that quirky bulpoop.

Diceritakan Elvira benci setengah mati sama tokoh utama cowok kita (Dhirga) yang sifatnya tipikal Bad Buoy Watpat. Nakal, tukang godain cewek, melawan guru, kocak, dan suka melakukan pemaksaan kehendak. Meskipun begitu, semua orang menyukainya karena dia tamvan bak Dewa Yunani. Klasik Watpat ....

Kenapa Elvira benci Dhirga? Kalian mungkin berpikir memang inilah poin utama dari keseluruhan novel, alias akan menjadi plot twist berfaedah di akhir cerita. Nyatanya, sebelum halaman 60 kalian sudah mendapatkan jawabannya (bruuh). Jadi, katanya sih kakaknya Elvira meninggal akibat ulah keluarga Dhirga. Yah ... sesuatu yang ‘tak termaafkan’ seperti itu.

Lantas apa poin novel ini selanjutnya? Oho-ho-ho-ho tentu saja kisah UwU Elvira dan Dhirga, memangnya apa lagi yang bisa kita harapkan dari novel Watpat?

Lalu kalian bertanya, "Kalau Elvira membenci Dhirga setengah mati, bagaimana bisa ada adegan UwU?"

Tenang saja, Anak-anakku ... Dhirga sangat ahli dalam meluluhkan kebencian dalam hati Elvira. Dengan cara apa? Tentu saja pemaksaan kehendak, rapee joke, romantisasi pelecehan, serta adegan-adegan pasrah Elvira lainnya yang membuat perutku mual.

Dhirga membuat rapee joke saat sedang berduaan dengan Elvira di UKS, dan hati Elvira malah berdebar-debar dalam konotasi positif.

Dhirga membuat komentar mesum terhadap Elvira di depan orang tuanya sendiri, dan mereka malah ikut tertawa alih-alih tersinggung. Tentu saja hal itu sangat normal di kalangan keluarga-keluarga kaya dunia Watpat.

Dhirga memaksa Elvira untuk menjadi pacarnya, dan menuntut ini-itu dari Elvira termasuk Smoochie-smoochie, padahal Elvira tidak pernah menyetujui apa pun. Tentu saja itu hal paling romantis sedunia. Lagi pula Dhirga itu tipe lelaki yang ‘tidak bisa dibantah’ jadi sebaiknya kita sebagai wanita menuruti segala kemauan dari laki-laki yang sifatnya ‘tidak bisa dibantah’. Itu pengetahuan umum!

Apa itu konsen? Apa itu harga diri? Sudah tidak penting lagi kalau kalian dikejar-kejar oleh Bad Buoy Watpat, karena mereka lebih menarik dan memikat hati. Oh, yeah!!!

Pola yang sama berulang terus-menerus sampai halaman 170-an, dan di situlah aku memutuskan untuk berhenti melanjutkan novel brekele ini. Aku tidak peduli pada tokoh-tokoh di sini, tidak mau tahu bagaimana kelanjutan kisah mereka, karena di halaman terakhir pun mereka berpacaran beneran dan hidup bahagia selama-lamanya.

Yeeay for them! Selamat menikmati hubungan yang dipenuhi pemaksaan kehendak, serta ancaman kekerasan kalau kalian berani membantah keinginan seorang Bad Buoy.

Satu lagi, aku bisa menebak betapa tersiksanya editor saat mengerjakan novel ini. Lihat saja, di halaman-halaman awal, kepenulisan dan tanda bacanya masih sempurna. Namun, semakin ke bawah kalian mulai menemukan banyak typo dan tanda baca yang menghilang dari tempatnya. Seolah sang editor menyerah di tengah-tengah perang seperti diriku, dan ingin segera pindah ke novel lain secepat mungkin.

Aku bisa memahamimu wahai editor, semua ini demi sesuap nasi. Berapa tisu yang kau habiskan untuk mengelap air mata penderitaan? Apakah semuanya sepadan?

2. Galaksi


Penulis : Poppi Pertiwi

Penerbit : Coconut Books

Membaca Sampai Halaman : 200-an

Blurb :


Galaksi Aldebaran. Ketua Geng Ravispa. Geng paling gagah dan pemberani tempat berkumpulnya murid-murid nakal dan tukang berontak SMA Ganesha. Sering berselisih paham dengan Avegar, geng milik SMA Kencana.

Hadirnya Kejora Ayodhya di hidup Galaksi yang kelam menjadikan hari-hari Galaksi berubah menjadi penuh warna. Pertemuan antara pemimpin geng dengan perempuan Paskibra. Awal mula kedekatan yang terdengar sangat mustahil tapi begitu nyata. Hidup dengan dibeda-bedakan oleh orangtuanya membuat Galaksi mempunyai sifat keras termasuk pada cewek yang ia suka, Kejora. Ketika Kejora sadar kalau ia juga menyukai Galaksi, apa Galaksi masih mau menerimanya.

Ravispa. Masa putih abu-abu yang tak akan pernah terlupa.

Plot

My Sweet Precious, Poppi Pertiwi ... Boleh dikatakan belio ini Ibu dari novel-novel cringe Watpat. Lebih baik lagi, belio ibarat Dewi yang menjadi panutan bagi penulis pemula di Watpat. Sebab se-brekele apa pun tulisan yang belio ciptakan pada akhirnya akan tenar, bahkan sampai dijadikan film. Galaksi, Mariposa, EL, dan masih banyak lagi.

Tidak peduli ketenaran itu berkonitasi negatif, tidak peduli seberapa banyak kritik pedas dari pembaca kredibel yang memang mengerti bagaimana wujud dari novel 'layak'. Sebab, media masa gemar mengutip kata mutiara milik Tuan Krab yang berbunyi, “Uang bicara!”. Dan ketika Uang sudah bicara, Layak dan Tidak Layak sudah tidak lagi memiliki arti.

Novel belio ini memang ditargetkan untuk anak-anak SMP atau SMA awal yang memang masih mengutamakan cinta dari segala hal di dunia. Akan tetapi, bukan itu yang jadi masalah. Sama sekali bukan!

Akan tetapi, ketika novel yang ditargetkan untuk ABG labil mulai menggunakan trope-trope menghancurkan Watpat seperti Romantisasi Kriminal, Berandalan = Keren, Kurang Ajar = Keren, Pemaksaan Kehendak = UwU, itu baru bermasalah dan akan selalu bermasalah.

Galaksi ini masih satu Universe sama Mariposa, dan tokoh utamanya bernama Galaksi (duh!). Seorang cowok tamvan bak Dewa Yunani, Bad Buoy ketua genk Rapika, eh itu mah merk pewangi pakaian h3h3 ... Rapispa maksudnya.

Sebenarnya aku sudah lupa bagaimana jalan cerita novel ini, sepertinya masih menyangkut benci jadi cinta bersama tokoh ceweknya yang bernama Kejora. Sudah lama sekali semenjak aku menjulid novel ini di sirkel-ku.

Namun, aku ingat betul SEBAGIAN BESAR isi novel ini adalah dialog-dialog kocak dari setiap anggota genk Rapispa. Bukan hanya itu, seperti tingkah Bad Buoy Watpat pada umumnya, penulis belum puas kalau tokoh Bad Buoy-nya belum berbuat kasar kepada perempuan, dan melakukan sesuatu yang bikin trauma batin seumur hidup.

Contohnya saat Galaksi berkata pada Kejora. “Setelah ngatain gue cupu, lo masih bisa berharap bisa hidup tenang? Gue gak akan lepasin lo sampai lo minta maaf!”

Dan tentu saja Galaksi mengatakan hal itu sambil menyekap Kejora di ruangan sempit dan sepi. Sungguh romantis dan tidak membuat ngeri atau trauma sama sekali benar kan, guys!!! (Makan kapur barus)

Harus aku akui tingkah Galaksi dan genk Rapispa sepanjang guku benar-benar menggambarkan preman dan berandalan. Sayangnya, penulis gagal memberi amanat bahwa sifat dan sikap seperti itu SANGAT BURUK. Si penulis justru dengan bangganya selalu memuji betapa genk Rapispa itu terdiri dari jagoan yang tampan, jago bela diri, Gary Sty, kocag, dan setia kawan.

Aw ... aku jadi pengin masuk genk preman nich! Ada yang buka lowongan tidak, ya?

Tapi, Teman-teman ... kita tidak boleh membenci Galaksi, meskipun dia secara harfiah adalah Piece of Sheet. Tentu saja, selain tamvan, latar belakang dia juga ihiks-ihiks. Jadi, se-A-hole apa pun tingkahnya, kita harus bersimpati padanya. Aw ... my sweet baby buoy Galaksi adalah berandalan yang tersakiti, tidak disayangi, tersiksa saat sendiri, Aw ... My poor Baby. (Lompat ke rawa-rawa)

Kalau benar seperti itu jalan pikir penulis. Tidak akan ada penjahat yang mendapatkan konsekuensi dari perbuatan mereka. Selagi latar belakang mereka ihiks-ihiks, kita semua harus memaklumi kelakuan buruk mereka, bahkan justru bersimpati. That is so stoopid!

Memang, masa lalu seseorang bisa sangat keras, dan boleh jadi mengasah perilaku buruk. Tapi sekali lagi ... menjadi berengsek atau tidak berengsek adalah sebuah PILIHAN! Jadi aku tidak peduli mau Galaksi rambutnya dicabutin satu per satu sama bapakenya tiap hari, kalau kelakuannya bejat, ya tetap saja bejat.

Hey .. common sense please!

Oh, aku berhenti di halaman 200-an karena tidak sanggup dengan dialog-dialog kocak genk Rapispa yang senantiasa membuat bulu romaku berdiri (dalam artian buruk). Lagi pula, Galaksi dan Kejora juga pacaran dan saling mencintai pada akhirnya, meskipun aku tidak menemukan apa alasan konkret untuk itu. Tapi itulah cinta. Benar, 'kan?

Yeeey, Congrats you two!!!

This book is Brekele. Tapi, hey ... Bucc Poppi tetap akan menjadi pemenang pada akhirnya. Suatu hari nanti belio akan meludah di selembar kertas, dan aku yakin akan tetap dibuat adaptasi film-nya.

3. Primadonna Vs. Cassanova

Why so burique???

Penulis : Alicia Angelina

Penerbit : Grasindo

Membaca Sampai Halaman : 200-an

Blurb :


Sejak awal, Diandra Andira sudah ditakdirkan untuk membenci Reynaldi Marvellius. Bukan hanya karena mereka kerap bersaing di bidang akademik dan popularitas, melainkan karena ada hal lain di masa lalu yang mereka sembunyikan.

Sampai pada suatu saat, takdir menjebak Marvell dan Diandra dalam permainan hati yang membuat keduanya berusaha mematahkan hati lawan untuk menjadi pemenang. Namun, siapa yang menyangka, bila ternyata permainan hati itu menguak misteri di masa lalu, serta mengubah takdir Marvell dan Diandra?

Plot

First of all ... What the heel was that Title?

Second, We got another Bad Buoy yang gemar melakukan pemaksaan kehendak

Third, satu lagi tema benci jadi cinta, dan mencangkup kecelakaan yang menyebabkan dunia berubah.

Gimana ya ... Kalau aku disuruh menjabarkan seluruh buku dalam dua kata, maka aku akan bilang. “PLOT HOLE” Seluruh novel adalah plot hole. Dari mulai penokohan, plot, alur waktu, bahkan kejadian sepele sepanjang cerita.

Contohnya di satu paragraf si penulis bilang kondisi langit saat itu cerah, bahkan sampai membuat keringat si cowok (Marvell. Yes ... namanya beneran Marvell with two Ls) bercucuran di atas wajahnya yang tamvan. Namun, belum juga pindah halaman, tiba-tiba hujan turun dengan lumayan deras, semata-mata supaya Marvell (with two Ls) bisa mengantar si tokoh cewek (Diandra) pulang pakai mobil.

Honey ... do you have gold fish memory? Belum beberapa paragraf udah lupa kalau sebelumnya cuaca terik sampai orang bercucuran keringat. Atau mungkin itu hujan panas khas orang meninggal?

Penulis sepertinya suka didominasi oleh cowok tamvan nan kekar, karena setiap kali Marvell melakukan pemaksaan kehendak kepada Diandra (yang sangat sering terjadi) pasti ada narasi seperti ini. Diandra meronta-ronta demi melepaskan diri dari cengkeraman Marvell, tapi karena tenaganya jauh lebih besar, Diandra hanya bisa pasrah.

Bukan hanya bernama Marvell, tapi bocah ini juga punya kekuatan Hulk dan bikin wanita pasraahhh mau diapain juga (Tempeleng panci).

Maksudku ... Diandra, kau punya congor! Teriak-lah kalau memang merasa terancam dan benar-benar ingin melepaskan diri. Tapi kemudian aku diingatkan, tentu saja rumus cewek-cewek Watpat adalah NO means YES. Semakin kita berkata tidak, semakin paksa kita duong, Beybeh.

Tapi tentu saja muka para cowoknya harus setamvan Dewa Yunani dulu ....

Novel ini juga punya ciri khas memanggil nama lengkap tokohnya saat sedang kesal, atau merayu, atau menggoda, atau gemezz. Misalnya “Marvel bin Spiderman bin Captain America!” atau “Diandra bin Titan bin Atang”, kalian pahamlah hal-hal quirky seperti itu.

Well ... tidak ada lagi yang bisa aku bicarakan tentang novel ini. Hanya saja kalau kalian punya, segera kubur di TPU terdekat supaya kalian terbebas dari kutukan Marvel bin Stanlee bin DC.

4. My Sweet Husband


Penulis : Siti Umrotun

Penerbit : Coconut Books

Membaca Sampai Halaman : 70-an

Blurb :

Dua manusia yang selalu bermusuhan. Tiada hari tanpa perang di antara keduanya. Takdir mempersatukan mereka lewat kedua orangtua Shasa dan Dhanni yang sudah menjodohkan mereka. Dengan senang hati, Dhanni menerima perjodohannya dengan Shasa, yang ia juluki gadis mulut pedas, gadis yang selalu ia goda dan ia ancam dengan kata mautnya. Sedangkan Shasa TERPAKSA menerima perjodohannya asalkan Dhanni tidak memberi tahu anak-anak satu sekolahan tentang perjodohan itu.

Rasa benci yang dulu pernah ada perlahan terkikis dan menghilang dari tubuh Shasa. Rasa itu seakaan lenyap ketika perhatian dan kasih sayang Dhanni tercurahkan untuknya. Meski Dhanni belum menyatakan perasaan cinta dari hatinya, tapi Shasa yakin Dhanni mencintainya. Karena cinta bukan soal ucapan, tapi tentang sikap dan perhatian.

Plot

Another Coconut Books Masterpiece!

Kita sudah membicarakan Romantisasi Kriminal, Romantisasi Pelecehan, Pemaksaan Kehendak, Berandalan = Keren, Benci jadi Cinta, Kurang Ajar = Keren. Nah, untuk novel yang satu ini, semua hal di atas digabung, dan ditambahkan satu trope lagi yang berpotensi menghancurkan generasi muda. Apakah itu?

Jeng ... jeng ... jeng ... Romantisasi Pernikahan Remaja di Bawah Umur!!!

Paket lengkap inilah yang sedarti tadi kita nanti-nantikan!!!

Bab satu kita langsung disajikan trope Bad Buoy klasik, tapi kali ini dengan tambahan Mesum. Tipe lelaki idaman kita, benar, 'kan? (muntaber). Tokoh lelaki tamvan bak Dewa Yunani kita kali ini bernama Dhani. Bukan Dhani Phantom, apa lagi Dhani Ahmad.

Seperti tipikal Bad Buoy Mesum idaman cewek-cewek Watpat, pada Bab Satu saja kita sudah disajikan adegan Dhani memojokkan si tokoh cewek (Shasa) di tembok kantin saat sedang RAMAI-RAMAINYA! Apakah ada yang peduli? Tentu saja tidak! Ini dunia Watpat heloooww! Hal seperti itu tentunya sangat romantis dan UwU!

Reaksi Shasa tentu saja kesal dan marah, tapi kita semua tahu kalau dalam dirinya dia merasa UwU juga diperlakukan seperti itu oleh cowok tamvan bak Dewa Yunani dan Most Wanted. Siapa yang tidak coba?

Memang begitulah sifat perempuan di mata penulis Watpat, kita ini ibarat objek berjalan yang selalu playing hard to get. Tentu saja dengan sedikit paksaan dan mungkin secuil bumbu-bumbu pelecehan kita pada akhirnya mau juga. Boys, take note!

Please don't take that words too literaly, Zeyenk ... I was being sarcastic!

Singkat cerita (Bab 2) ternyata Dhani dan Shasa dijodohkan oleh orang tuanya. HAAAHHH??? Dan kalian tahu ... kedua orang tua Dhani dan Shasa tidak keberatan kalau anak mereka berhubungan badan saat itu juga. Bahkan mereka menyuruh Shasa ganti baju hanya berdua bersama Dhani di kamar Dhani! Tanpa pengawasan!

THIS BOOK IS HORRIBLE IN SO MANY WAYS!

Dengan perjodohan ini, Dhani membuat surat perjanjian yang isinya benar-benar memperbudak perempuan, dan karena Shasa sekarang berstatus sebagai CALON ISTRI Dhani, maka Dhani bebas melakukan hal-hal tidak senonoh kepada Shasa di mana pun dan kapan pun dia mau. Termasuk mencium seenak jidat tanpa konsen, mengancam dengan pelecehan, membuat rapee joke.

Parahnya, semua itu digambarkan dengan konotasi UwU oleh si penulis. Maksudku ... Shasa memang marah setiap kali Dhani berkelakuan tidak senonoh, tapi dia bukan marah yang benar-benar marah atau merasa dilecehkan. Dia lebih ke marah yang gemez.

Aku jadi penasaran si penulis dapat inspirasi dari mana sampai bisa-bisanya merendahkan kedudukan perempuan sampai sebegini rendahnya.

My Sweet Husband? More like My Sweep Assband. There is nothing sweet about this book!

Entahlah dengan kalian, tapi buku ini membuatku tidak nyaman. Tokoh yang masih di bawah umur, dan masih sekolah pula, tokoh laki-laki mesum yang berpotensi menjadi predator seksual di masa depan, merendahkan derajat perempuan, dan NORMALISASI SEGALA HAL BURUK YANG ADA DI MUKA BUMI!

Baiklah ... aku tidak kuat lagi membicarakan buku ini. Napasku sudah habis, dan itu jelas bukan gara-gara congor-nya si Dhani!

Konteks : Dhani sering membuat jokes dan/atau ancaman tentang mencium Shasa sampai kehabisan napas. I am .... disgusted!

5. 5 Prince


Penulis : Mei-Kiss75

Penerbit : AMB Publisher

Membaca Sampai Halaman : 51


Blurb : I DON'T FREAKIN CARE!

Plot

Aku membaca novel ini secara tidak sengaja saat melihat-lihat Gugel Buk. Meskipun covernya tidak menarik, tapi judulnya membuatku pinisirin. Jujur saja, segala sesautu yang mengandung ‘Prince’ pasti aku tengok barang selembar-dua lembar, apa lagi ada lima prince yang bisa aku kecengin minimal satu. Lebih baik lagi, tema novel ini fantasi! Wow, bagai mendapatkan durian runtuh, benar, 'kan?

Tapi eh tetapi, ini juga menjadi penyesalan terbesarku di tahun 2022. My oh my, aku rindu beberapa hari yang lalu, sebelum aku bertemu novel ini.

Kita sebutkan dulu kekurangan teknisnya. Masalah kepenulisan, rasanya siapa pun editor novel ini belum layak menjadi seorang editor. Tidak terhitung lagi typo, kesalahan tanda baca, penggunaan kapital keliru, dialog tag, dan lain sebagainya. Namun, aku tidak peduli! Untuk sekali saja aku tidak peduli tentang kesalahan teknis pada sebuah novel.

Percayalah, tema yang disajikan novel ini jauh jauh jauh lebih buruk.

Awalnya aku mengharapkan kisah tentang Lima Pangeran beserta perjuangan mereka untuk kerajaan masing-masing. Membangun negeri, mempertahankan gelar, sheet like that, you know .... Tipikal Game of Throne barang kali. Namun, yang aku dapat malah ... Harem.

Kalau kalian tidak tahu, Harem itu adalah tema cerita yang paling aku hindari. Lantaran kebanyakan cerita harem tidak menyajikan apa pun selain fantasi liar penulisnya. Kalau penulisnya cowok, dia akan bikin tokoh cowok yang dikelilingi 10 cewek. Sebaliknya kalau penulis cewek, dia akan bikin tokoh cewek yang dikelilingi 10 cowok. Perlu diingat, setiap tokoh yang berlainan gender pasti mencintai si tokoh utama dan rela melakukan apa pun untuk mendapatkan cintanya.

Salah satu dari orang-orang tersebut, tentunya harus ada yang bersifat mesum. Dan di sinilah benih-benih ke-brekele-an mulai muncul.

5 Prince, menceritakan seorang cewek secantik Bidadari, tapi miskin dan terbuli bernama Dyeza. Pada suatu hari, untuk beberapa alasan Dyeza mendapatkan informasi bahwa dia adalah istri dari lima pangeran tamvan dari dunia sihir. Aku lupa apa nama dunianya, dan tidak peduli juga.

Aku juga sudah lupa siapa saja nama para pangeran brekele itu, karena tidak satu pun dari mereka pantas untuk diingat, terutama satu yang bertingkah mesum.

Sejujurnya, mereka semua mesum dalam aspek yang berbeda, tapi yang paling parah adalah si Anjim (anggap saja begitu). Si Anjim ini benar-benar menganggap Dyeza sebagai objek seksual berjalan. Intinya, apa pun yang dilakukan Dyeza selalu “memicu” sesuatu dalam diri si Anjim, dan dia mengomentari hal itu secara terang-terangan.

Apa tanggapan Dyeza tentang hal tersebut? Oh, dia tidak masalah sama sekali. Bahkan di satu kesempatan Dyeza malah merasa kasihan pada si Anjim karena dia memakai pupy face supaya keinginannya ditururi, dan Dyeza pun langsung menuruti kemauan mesumnya.

Seseorang tolong ambilkan aku sarung tinju. Aku ingin melupakan adegan tersebut dari otak suci ini!

Oh, God have mercy! Sebenarnya apa yang si penulis bayangkan saat membuat penokohan tokoh-tokoh di sini terutama si Anjim. Mesum = UwU? Rapee Jokes = Gemez? Padahal dia perempuan, apa dia tidak membayangkan kalau dirinya sendiri diperlakukan seperti itu?

Aku ceritakan serinci mungkin adegan Lima Pangeran ini mendatangi Dyeza untuk pertama kali.

Dyeza bangun tidur dan ada lima cowok asing di sekelilingnya, salah satunya (Si Anjim) memeluk bagian paha. Oh, untuk membuat novel ini lebih tidak nyaman. Aku beritahu kalau Si Anjim mempunyai F3t1sh Paha perempuan, dan aku tidak berhenti meringis dibuatnya setiap kali si penulis mengungkit hal tersebut, di mana belio melakukannya setiap kali si Anjim muncul.

Dyeza kebingungan, dan sedikit takut. Ya, cuma sedikit mungkin karena lima orang asing ini adalah cowok tamvan. Selanjutnya, salah satu dari Lima Pangeran memaksa (tentu saja harus ada pemaksaan kehendak) Dyeza untuk membuatkan mereka sarapan. Maka Dyeza membuatkan mereka omelete masing-masing satu porsi.

Anehnya, Dyeza punya cukup telur untuk membuat enam omelet, padahal dia sangat miskin-papa. Anyways!!!

Salah satu dari pangeran mulai menjelaskan kalau mereka adalah suami Dyeza di dunia lain. Maka tanggapan Dyeza tentu saja percaya, tapi dia masih rada takut dan berniat menendang mereka semua keluar dari rumahnya. Tadinya aku senang, mungkin Dyeza tidak terlalu lolot seperti dugaanku. Tapi kemudian si penulis membuat deskripsi seperti ini.

Tapi Dyeza tidak mungkin melakukan hal semacam itu, sebab kata ayahnya dulu ia harus menghormati dan memuliakan tamu.

WHAT!!! MEREKA BUKAN TAMU MEREKA ORANG ASING YANG SEENAK UDELNYA MASUK RUMAH ORANG SEPERTI RAMPOK!

Aku tidak akan terkejut kalau Dyeza pernah menyiapkan kopi dan biskuit untuk perampok yang membobol rumahnya, dan memuliakan mereka sebagai tamu terhormat. Where is this beach brain? Where is the writer’s brain truly? What is this logic, Darling?

Singkat cerita yang sangat tidak masuk akal, Dyeza pun percaya dan menerima mereka sebagai suami. Dengan satu syarat, Dyeza tidak mau melakukan “Itu”, dan tentu saja kelima pangeran protes. Dyeza harus mau melakukan “itu” karena dia adalah istri mereka, meskipun mereka tahu persis Dyeza yang sekarang tidak mengingat apa pun tentang mereka.

Jadi secara teknis Dyeza dipaksa melakukan “itu” dengan lima orang asing.

THIS .... IS .... CREEPY!!! (Tendang penulis ke jurang)

Setelah itu, penulis benar-benar membuat beberapa halaman yang fokus berisi kelima pangeran memanipulasi Dyeza supaya mau melakukan “itu” (pijet pelipis). Wahai penulis, segera hapus nama Tuhan YME dari Kata Pengantarmu, sebab segala hal yang kau tulis di sini benar-benar berkebalikan dari apa yang Tuhan inginkan dari hambanya!

Penulis juga punya ide brilian dengan membuat salah satu pangeran sebagai psikopat. Dan bagaimana cara penulis menggambarkan bahwa pangeran tersebut bersifat psikopat? Tentu saja tidak dengan teknik Show yang masuk akal dan membuat kita memahami, tapi dengan cara menggambarkan tokoh tersebut sedang membaca Buku Psycopath ...

Excuse me .... What the fack is Buku Psycopath???

Maksudku ... novel ini mungkin bisa disebut Buku Psycopath, karena aku yakin otak penulis sedang tidak dalam kondisi sehat saat membuatnya.

Sumpah, aku membaca novel ini hanya sampai halaman 50, tapi konten menyeramkannya sudah sebanyak ini. Aku benar-benar tidak peduli kenapa Dyeza punya lima suami, aku tidak peduli sihir dan fantasi apa yang akan disajikan penulis. Aku sudah tidak kuat dengan hal-hal menyeramkan yang disajikan penulis sepanjang cerita. INI BARU SAMPAI HALAMAN 50!!!

Aku benar-benar tidak punya hal bagus untuk dikatakan tentang novel ini, dan untuk kalian yang sanggup, atau bagi kalian yang kuat mental bacalah juga novel ini dan katakan padaku. Tolong katakan padaku di mana daya tarik novel ini, dan apa yang membuatnya layak terbit?

Terima kasih sebelumnya!

Penutup

Sudah lama aku ingin membahas alasan-alasan mengapa aku anti membaca novel platform. Aku sudah trauma disajikan sesuatu yang menyeramkan seperti novel-novel di atas.

Maksudku ... aku tahu beberapa orang punya Wild Fantasy yang ... Liar(?) tapi setidaknya berikanlah konteks serta target pembaca yang tepat. Jangan membawa anak-anak di bawah umur, jangan meromantisasikan hal kriminal, jangan menjadikan hal buruk sebagai sesuatu yang keren. Itu benar-benar kacau, dan bisa-bisanya para penulis ini kepikiran hal seperti itu.

Aku yakin, salah satu penulis dari novel-novel yang aku review di atas ada yang usianya di bawah 18 tahun. Di mana mereka seharusnya tidak boleh mengkonsumsi novel seperti ini, terlebih lagi MEMBUATNYA! Aku cuma penasaran dari mana mereka dapat inspirasi? Dari mana mereka punya keberanian untuk tetap menulisnya?

Apakah ini cuma aku yang terlalu sok sucieh? No-no-no ... menjadi Sucieh bukan sesuatu yang buruk, dan tidak seharusnya decemooh.

Untuk kalian anak-anak di bawah 18 tahun yang membuat konten seperti ini ... Are you okay?

Sampai Jumpa di review selanjutnya ^o^/

Dan maaf kalau keseluruhan review ini cuma berisi keburukan, sumpah aku belum menemukan sisi baik dari novel-novel semodel ini.

Comments

  1. Gak habis pikir sama cerita perjodohan saat sekolah, dan wanita banyak suami. Kok bisa ceritanya kaya gitu. Btw, novel saya juga latar belakangnya kelam, orang gak bener, tapi mereka berubah karena suatu hal, dapat hukuman juga berupa penjara. Ya, jangan normalisasi suatu kejahatan sebagai hal uwu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak bisa dipungkiri kalau peminatnya banyak. Walaupun biasanya hanya jumlah view yang bertambah sementara vote dan komen minim. Karena penikmatnya juga malu barang kali :')

      Delete
  2. Sudah gila uang itu para penerbitnya

    ReplyDelete
  3. Sungguh novel-novel yang sangat mengerikan 😱
    Bisa-bisanya para penerbit ini menerbitkan buku2 ini.
    Ini mah bukan level sampah lagi, tapi limbah toxic radioaktif!
    Aku sampai mual membacanya.
    Mbak kok bisa kuat banget sih? Terimakasih sudah me-review racun mindset ini. Semoga mbak sehat selalu.

    ReplyDelete
  4. Kak, di antara novel badboy SMA yang ada di wattpad, menurut kakak mana yang mendingan? dari segi alur, penokohan, amanat, dll. Atau seenggaknya nggak separah yang kakak sebutkan di atas, syukur-syukur kalau ada satu yang bikin kakak berpikir "lumayan juga nih", dan mau lanjut baca sampai tamat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sayangnya aku gak bisa jawab :'(
      Aku baca novel watpat cuma yang udah diterbitkan dan populer. Tapi begitulah, semua yang aku baca selalu meromantisasi pelecehan, dan kalau sudah ada tema itu, otomatis aku beri cap Brekele

      Delete
  5. Terkadang, aku baca cerita-cerita modelan begitu buat dibanding-bandingin sama cerita yg lagi kubuat. Kan cerita/novel itu ibarat anak ya, jadi kalo dibandingin sama yg begituan, ada rasa bangga gitu anakku lebih bagus dari mereka (menurutku...).
    Lain cerita kalo baca cerita yg dapat tanggapan bagus di goodreads (aku biasa sebelum nyari bacaan cek di sana dulu). Aku jadi kayak ibu-ibu berhati itu dengki yg anaknya dapat peringkat terakhir di kelas. Pengen ngamok ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. *iri dengki ya, bukan itu dengki.

      Delete
    2. Jujur, kita sama. Membaca karya "brekele" supaya anak kita sendiri keliatan bagus wkwkwkw.
      Itu kayak jadi dosa nikmat para penulis gitu ya. Tap

      Delete

Post a Comment

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Laut Bercerita

Matahari Minor

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)

Peter Pan