Miss Peregrine's Home for Peculiar Children


Judul : Miss Peregrine's Home for Peculiar Children

Penulis : Ransom Riggs

Penerbit : Quirk

ISBN : 9786072124363

Tebal : 352 Halaman

Blurb :


A mysterious island. An abandoned orphanage. A strange collection of very curious photographs. It all waits to be discovered in Miss Peregrine's Home for Peculiar Children, an unforgettable novel that mixes fiction and photography in a thrilling reading experience. As our story opens, a horrific family tragedy sets sixteen-year-old Jacob journeying to a remote island off the coast of Wales, where he discovers the crumbling ruins of Miss Peregrine's Home for Peculiar Children.

As Jacob explores its abandoned bedrooms and hallways, it becomes clear that the children were more than just peculiar. They may have been dangerous. They may have been quarantined on a deserted island for good reason. And somehow-impossible though it seems-they may still be alive. A spine-tingling fantasy illustrated with haunting vintage photography, Miss Peregrine's Home for Peculiar Children will delight adults, teens, and anyone who relishes an adventure in the shadows.
MENGANDUNG SPOILER!!!

A. Baca Nopel Basa Enggres

Sebelum mengetahui keberadaan buku ini, aku menonton film adaptasinya yang tayang tahun 2016. Aku tidak akan bilang kalau filmnya sangat-sangat bagus, tapi berkat pemerannya yang kece serta konsep yang memang seleraku (banyak tokoh dengan sifat beragam) jadi ini bisa dibilang salah satu film favoritku. Nah, saat mengetahui kalau film ini ternyata adaptasi novel, aku pun langsong berkelana mencari buku terjemahannya yang ternyata TIDAK ADA!

Saking penginnya baca buku ini, walhasil aku harus membaca secara online menggunakan bahasa Enggres! Awalnya aku frustrasi, tetapi setelah dipikir-pikir lumayan juga daripada lu manyun. Selain melatih bahasa Inggrisku yang sudah memble ini, siapa tahu suatu saat nanti aku bisa membaca buku-buku bagus tanpa perlu translate lagi. Mulailah aku membaca buku ini, dengan persiapan gugel translate serta mental ngeraba-raba.

Nah, tanpa basa-basi lebih lanjut, mari kita baca buku ini (judulnya kepanjangan ah!)

P.S : Meskipun aku akan lebih fokus mereview buku, aku akan beberapa kali membandingkan perbedaannya dengan film, karena perbedaannya cukup signifikan.

B. Plot

Bercerita tentang seorang pemuda bernama Jacob Portman dengan kehidupan yang menurutnya payah dan memble. Jacob sangat dekat dengan sang kakek Abraham Portman (Abe), bahkan menjadikannya panutan. Selain pemberani dan berjiwa kuat, sang kakek juga memiliki kehidupan penuh petualangan. Ikut andil dalam perang, juga menjadi salah satu penghuni asrama yang berisi orang-orang Peculiar (berkemampuan khusus), yang berada di bawah naungan seorang Ymbryne (dibaca Imm-brinn).

Sang kakek selalu menceritakan hal-hal menakjubkan kepada Jacob tentang penghuni asrama tersebut, beberapa kisah bahkan terlalu menakjubkan sampai kadang terdengar gila. Semakin Jacob dewasa, ia mulai meragukan semua cerita kakeknya, sampai suatu hari sang kakek meninggal dengan alasan yang janggal. Dia juga meninggalkan pesan-pesan kepada Jacob tentang masa lalunya, membuat Jacob merasa bertanggung jawab untuk memecah segala misteri tersebut.

Kalian akan disuguhi banyak foto-foto antik dalam buku ini, yang memang menjadi daya tariknya. Kebanyakan foto menunjukan  penghuni Asrama Ny. Peregrine. Ada anak yang lebih ringan dari angin, bisa mengeluarkan api, tidak terlihat, mengendalikan lebah, bahkan mengendalikan orang mati. Konsep yang diambil novel ini sangat menarik, menjadikan foto-foto antik dan misterius tersebut sebagai referensi cerita. AKAN TETAPI, eksekusinya tidak sesuai ekspetasi.

Aku mengharapkan kisah misterius, horor, dan menegangkan. Namun, yang kudapat malah kisah cinta-cintaan ala anak SD antara Jacob dan Emma. Memang selain kisah itu, ada konflik dari makhluk bernama Hollowgast serta Wight yang gencar memburu orang-orang Peculiar, tapi semua itu hanya akan kembali pada kisah romansa Jacob dan Emma. Aku pikir versi novel akan lebih adil dalam membagikan latar belakang tokoh, nyatanya justru semakin sedikit.

Baru kali ini aku merasa versi film lebih bagus daripada buku. Setidaknya di film tujuan Jacob jelas, andilnya dalam cerita juga lebih kuat, yaitu dia menaruh keberanian dalam diri anak-anak Peculiar yang tadinya hanya bisa pasrah dengan keadaan mereka. Tapi Jacob versi novel benar-benar gembel serta bucin. Jacob versi novel hampir-hampir tidak melakukan apa pun, tapi semua orang mengelu-elukannya (Marry Sue alert!), kecuali mungkin Enoch yang sifatnya memang tukang ngomel dan mengesalkan, dan cuma dia yang tidak menyukai Jacob.

Bahkan Jacob versi novel rela meninggalkan kehidupan dunianya demi tinggal bersama Emma. Ya, memang dikatakan kalau kehidupan Jacob sangat membosankan juga memble, tapi dia berasal dari keluarga baik-baik. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya, bahkan seluruh keluarganya datang untuk merayakan pesta ulang tahunnya, dan begitu saja Jacob meninggalkan mereka cuma karena cinca? Ayolah Jacob, emang si Emma secantik apa!

Belum lagi masalah porsi peran masing-masing tokoh yang useless. Di versi film, semua tokoh mendapatkan peran, semua tokoh berusaha menyelamatkan diri juga rumah mereka dari Hollowgast. Sedangkan di novel, dari sekian banyak tokoh yang disebut, bahkan memiliki foto masing-masing dengan deskripsi kemampuan yang aneh-aneh, semua itu terkesan cuma hiasan. Seolah-olah si penulis melihat foto antik yang kece, terus langsung pake aja supaya ceritanya tampak keren, padahal nggak ada kesinambungannya dalam cerita. (geleng-geleng kepala)

C. Penokohan

Jacob, Marry Sue. Titik. Dia memiliki kemampuan yang paling penting katanya sih, tapi useless tidak pernah punya andil besar. Dia disukai dan diandalkan semua orang, kecuali Enoch yang sifatnya paling negatif. Anak-anak Peculiar beberapa kali bilang kalau Jacob tuh penting banget buat mereka, harus tinggal sama mereka pokoknya, padahal kerjaan dia di asrama itu cuma pacaran sama Emma doang. Menghadeh.

Emma. Di film, kemampuan Emma adalah angin, alias dia lebih ringan dari angin, tapi di buku kemampuannya adalah mengendalikan api. Jujur aku lebih suka Emma versi film, meski kurang keren kemampuannya bukan cuma pajangan doang. Di buku, kemampuan Emma lebih hebat, tapi dia jaraaaaaang banget melakukannya. Ada beberapa adegan yang menurutku bisa memanfaatkan kekuatan Emma, tapi yang dia lakukan cuma nyuruh-nyuruh macam mandor.

Enoch. Satu-satunya tokoh yang tidak suka Jacob karena dia cemburu, dan karena dia satu-satunya yang bersifat paling negatif. Kemampuan Enoch adalah menghidupkan kembali orang yang sudah mati, itu sangat keren. Tapi sekali lagi, Enoch versi film lebih memiliki andil yang jelas daripada di novel.

Millard. Kemampuannya adalah tidak terlihat. Dia ahli mengendap-endap, juga sangat pintar memecahkan teka-teki. Aku suka Millar baik di film maupun novel. Dia unik, dan setiap dialognya selalu unik sendiri. Kelihatan cerdas.

Miss Peregrine. Jujur saja, aku agak bingung dengan tugas Ny. Peregrine di novel selain membuat Loop dan menjadi burung. Ya, mungkin memang cuma itu tugasnya h3h3 ....

Brownwyn. Kemampuannya adalah kekuatan. Sekali lagi, itu kemampuan keren yang disia-siakan si penulis. Untungnya versi film membuat Brownwyn lebih keren.

Hugh. Si pengendali lebah, yang juga kemampuannya disia-siakan oleh penulis. Keberadaan Hugh benar-benar cuma pajangan keren di versi novel.

Olive, Fiona, Claire, HoraceTwins, dan lain-lain yang benar-benar cuma pajangan keren-kerenan, dan beban asrama.

Kesimpulannya adalah .... versi film jauh lebih bagus. Udah.

D. Dialog

Untuk tokoh yang sangat banyak, dialog masing-masing tokoh cukup memiliki ciri khas. Terumata tokoh-tokoh utamanya, dan lebih jelas lagi mungkin Millard yang bahasanya sangat intelektual. Dialog Enoch juga paling bisa dibedakan, karena yang keluar dari mulut dia selalu cemooh atau keluhan. Untuk tokoh utama kita, alias Jacob. Dia jarang memiliki dialog karena sudut pandang memang terarah kepadanya (POV 1) Sekalinya dia berdialog, itu hanya untuk Emma tercinta.

E. Gaya Bahasa

Untuk novel bahasa inggris pertama yang nekad kubaca, ini memang sangat sederhana. Semua kosa katanya familiar, tidak ada diksi yang muluk-muluk. Kadang aku merasa buku ini ditujukan untuk anak-anak SD, melihat betapa sederhanan diksi yang digunakan si penulis. Tapi melihat usia tokoh dan tema yang diusung kayaknya ini novel remaja. Mungkin konflik juga mempengaruhi, karena konflik di sini, meskipun berat, penyelesaiannya benar-benar kurang nendang.

F. Penilaian

Plot : 2

Penokohan : 2

Dialog : 3

Gaya Bahasa : 3

Total : 2,5 Bintang

G. Penutup

Yah ... kesimpulan review ini adalah, untuk pertama kalinya aku kecewa dengan versi buku. Heran juga melihat adaptasi film lebih bisa menghidupkan tokoh daripada versi buku, versi originalnya. Memang tema yang diusung buku ini sangat menarik. Mengambil foto-foto antik, berusaha menceritakan kemisteriusan di baliknya. Akan tetapi, eksekusinya sangat hambar. Foto-foto antik hitam putih yang seharusnya misterius, malah jadi kisah menye-menye.

Seandainya penyelesaian konflik lebih masuk akal, tokoh-tokoh bukan cuma pajangan, tambah lagi porsi 'gelap' dalam cerita, jangan malah bucin antara Jacob dan Emma. Perdalam lagi latar belakang setiap tokoh, bahkan Hollowgast. Semua itu ada di film, mungkin itu sebabnya versi film lebih bagus daripada novel.

Yah, akhirnya ucapanku yang mengatakan kalau buku luar negeri selalu bagus itu salah. Buktinya ada yang tidak terlalu bagus, meskipun tema yang diusungnya sangat menarik. Apa itu sebabnya Indonesia tidak membuat terjemahannya? Apa itu artinya Indonesia juga punya standar sangat bagus tentang buku mana saja yang harus di terjemahkan? Hmmmmmmmmmm.

Tapi sebagaimana mestinya seorang Impy. Aku tidak akan berhenti di sini, karena masih ada dua buku lagi dari seri ini yang harus kubaca. Jadi ... tunggulah sampai bulan jadi dua!

Akhir kata, sampai sini dulu review dariku, sampai jumpa di review selanjutnya ^o^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Matahari Minor

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Ily

Omen #1

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Laut Bercerita

Peter Pan