Frankenstein


Judul : Frankenstein

Penulis : Mary W Shelley

Penerbit : Mizan Group

ISBN : 9786072124363

Tebal : 296 Halaman

Blurb : 


Frankenstein by Mary Shelley is an epistolary and psychological novel, rightfully considered a milestone in literature.

Victor Frankenstein, dedicated to the study of natural philosophy, gives life to a creature with monstrous human features. However, the experiment does not go as Frankenstein had imagined and, refusing his own creation, the doctor leaves him free and lonely wandering around the world. The aspiration to the absolute, the desire to affirm oneself and to "create", becoming like God, are the premises on which a story of horror, tenderness, romance, and drama is inserted.

The eternal struggle between creature and creator, which reaches the atrocious climax of the destruction of both. Mary Shelley wants to indicate in the figure of the monster, that she becomes violent only when not accepted, that society corrupts human beings. The novel "Frankenstein" thus attacks the immense pride of the human being, who becomes a victim of his own ambition and transforms himself into a monster.
MENGANDUNG SPOILER!!!

A. Bukan Nama Monsternya!

Selama ini kita mendengar Frankenstein dalam legenda dan film sebagai monster mengerikan yang terbuat dari gabungan mayat manusia. Nyatanya, Frankenstein bukanlah nama monster tersebut, melainkan sang penciptanya, Dr. Victor Frankenstein. Aku pun baru tahu fakta itu saat pertama kali baca novel ini. Soalnya dulu monster ini juga ada di film kesukaanku berjudul Van Helsing.

Seperti biasa aku menemukan buku ini di ipusnas, dan langsung membacanya saat itu juga tanpa pikir panjang. Pertama, ini buku klasik. Kedua, ini buku terjemahan. Ketiga, ini adalah buku yang digadang-gadang menjadi cikal bakal Sci-fi modern. Dan penulisnya adalah seorang perempuan. Agak lucu juga mengetahui fakta dibalik pembuatan buku ini. Tanpa sadar malah menjadi klasik yang melegenda.

Nah, tanpa basa-basi lagi. Mari kita menjelajahi dunia seorang dokter gila bernama Victor Frankenstein dan monster ciptaannya.

B. Plot

Kisah ini diawali dengan sebuah surat dari seorang pria bernama Robert Walton kepada adiknya tentang segala perjalanannya ketika berlayar. Salah satu kisah tersebut menceritakan tentang seorang pria bernama Victor Frankenstein yang diselamatkannya dari kapal dalam kondisi nyaris beku. Victor bercerita bahwa ia tengah dalam perjalanan mengejar "Si Iblis". Pria itu juga menceritakan kehidupannya yang sejauh ini normal, bahkan bisa dibilang bahagia. Kaya, terpelajar, dan harmonis.

Namun, selayaknya orang cerdas yang berambisius, Victor mulai merasa tidak puas dengan ilmu yang dia miliki. Pria itu ingin mengetahui lebih banyak lagi, ingin menjadi lebih hebat lagi, bahkan menjadi yang terbaik dari siapa pun. Maka dia memulai sebuah percobaan yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh manusia, karena hanya Tuhan yang bisa melakukannya. Dia ingin menciptakan manusia.

Nah, dimulailah petualangan mengerikan sekaligus menakjubkan tentang cara bagaimana Dr. Victor mengumpulkan potongan-potongan mayat. Mengandalkan alat-alat dan ilmu sains untuk menyatukan potongan-potongan tersebut, dan menjadikannya hidup. Sayangnya, Dr. Victor justru takut dengan ciptaannya sendiri, yang terlihat seperti monster dengan tinggi dua meter lebih, wajah tidak sempurna, dan kulit yang terlampau pucat.

Selayaknya orang tua yang tidak bertanggung jawab, Dr. Victor melepas begitu saja hasil ciptaannya. Membiarkannya mempelajari dunia dengan cara paling kejam dan keras. Segala kejadian serta pengalaman yang membuat makhluk itu akhirnya benar-benar menjadi monster. Aku pribadi tidak tahu harus merasa marah atau iba dengan monster ini. Perbuatannya tidak termaafkan, tapi biar bagaimanapun dia baru lahir ke dunia, dan langsung diperlakukan buruk hanya karena rupanya yang buruk.

Monster itu pun kembali pada sang pencipta dengan segudang pengalaman pahit yang dirasakannya di dunia. Oh, dan dia tidak senang sama sekali. Dia menuntut banyak hal, cinta, kasih sayang, dan perasaan. Dia ingin menjadi normal. Namun, baik Dr. Victor maupun si Monster tidak pernah bisa saling mengerti hingga mereka akhirnya saling membenci. Saling mengancam satu sama lain, dan tidak pernah berdamai sampai akhir hayat.

C. Penokohan

Dr. Victor Frankenstein adalah pria cerdas yang ambisius. Dia tidak akan berhenti belajar sebelum menjadi ilmuan terhebat di muka bumi. Maka dia melakukan berbagai cara dan malah menjadi bumerang untuk diri sendiri. Kalian akan dibuat bingung harus menyebut Dr. Victor jahat atau baik. Dia pria yang baik, hanya saja, segala hal buruk yang menimpanya adalah akibat ulahnya sendiri.

Si Monster, berperawakan tinggi besar dan tidak sempurna. Semua orang jelas takut padanya, tidak peduli apa pun yang diperbuatnya. Mereka lari ketakutan, mengejek, bahkan melakukan kekerasan. Si monster merasa dirinya layak dicintai, jika saja penciptanya sediri tidak membencinya. Oh, aku suka sekali bagian saat si monster mempelajari dunia luar sendirian. Kasihan dan iba. Benar-benar seperti bayi yang baru lahir.

Sebenarnya ada beberapa tokoh lain, seperti profesor yang ikut andil dalam mempengaruhi Dr. Victor. Anak-anak, istri, dan sahabatnya. Tapi aku memutuskan untuk tidak membahas mereka. Eh ... karena aku terlalu fokus ke dua tokoh utama  itu sih h3h3 ....

D. Dialog

Nah, satu lagi hal dari novel klasik yang entah aku sukai atau tidak. Minimnya porsi dialog, dan lebih mencondongkan adegan pada narasi. Sedikit sekali dialog dalam kisah ini, mungkin karena sudut pandangnya diambil dari orang ketiga (Dr. Victor) yang sedang bercerita kepada seseorang (Robert Walton).

Namun, semua itu terobati dengan narasi serta deskripsi sederhana, tapi juga menegangkan yang mengalir. Kalian bahkan tidak akan merasa bosan dengan segala adegan yang tertulis di buku ini. Selain menegangkan, juga penuh filosofi serta pelajaran hidup.

E. Gaya Bahasa

Aku rada bingung juga menggambarkan gaya bahasa buku-buku klasik. Mungkin karena ini terjemahan, jadi banyak kata yang disederhanakan sehingga kesannya bener-bener sederhana. Tidak terlalu puitis, tidak bertele-tele, tapi cukup efisien membuat pemca terus membuka halaman tanpa merasa bosan.

F. Penilaian

Plot : 4

Penokohan : 4

Dilaog : 3

Gaya Bahasa : 4

Total : 3,7 Bintang

G. Penutup

Novel ini memang pantas melegenda dan menginspirasi banyak penulis lain untuk mengembangkan Sci-fi modern. Bahkan di zamannya novel ini menjadi kontroversi karena dianggap menimbulkan banyak pertanyaan serta kekeliruan. Yah, abad ke-19 pastinya jauh berbeda dengan sekarang, teori-teori seperti ini masih sangat tabu.

Selain Sci-fi, novel ini juga bergenre horor karena si monster yang diniatkan sebagai orang jahat dalam cerita. Namun, alih-alih membenci si monster, kita malah dibuat memahaminya. Novel ini mengajarkan kita bahwa selalu ada dua sisi dari sebuah kejadian. Ada asap pasti ada api. Juga manusia tidak seharusnya melampaui batas akal sehat.

Kesimpulan akhirku, Novel Frankenstein ini bisa dibilang ringan, tapi juga berat. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari sini. Selain itu juga menghibur dan membuat merinding. Benar-benar karya klasik yang pastinya kurekomendasikan untuk semua orang.

Nah, sampai jumpa di review selanjutnya ^o^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Laut Bercerita

Matahari Minor

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)

Peter Pan