Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Potret kepedihan hati

Aku Pamit .... (Dari Seri Omen)

Itu benar adanya ... aku, seorang Impy Island yang selalu konsisten (prett) serta berpegang teguh (prett) kepada motto "Apa yang telah dimulai harus diselesaikan" menyatakan MENYERAH pada serial Omen karangan Lexie Xu. Setelah mereview novel pertamanya yang sudah menunjukkan banyak sekali Red Flag, aku pun membaca novel kedua, lantas ketiga, juga empat.

Dari situ aku tersadar, aku tidak menyukai serial ini sama sekali. Hampir semua aspek dari novel ini benar-benar mengganggu (setidaknya buatku pribadi). Di serial lain yang belum terselesaikan, contoh; Miss Paregrine dan Nevermoor, setidaknya ada hal yang aku cintai dalam serial itu, hanya saja aku belum mau melanjutkannya, dikarenakan satu-dua hal (malas).

Hal-hal yang aku sukai tersebut misalnya; Di seri Miss Paregrine, pertama itu novel Dark Fantasi, di dalamnya ada gambar-gambar kuno aneh yang memikat, serta selalu ada hal baru diperkenalkan dalam setiap novel. Di seri Nevermoor pula, itu Fantasi Middle-Grade, petualangan, dongeng, juga menyajikan hal-hal baru dalam setiap novelnya.

Serial Omen di sisi lain ... meskipun berjumlah enam novel, formula yang dipakai terkesan repetitif sehingga tidak ada yang bisa dinikmati selain tokoh baru yang semakin banyak. Parahnya, setiap tokoh dalam novel ini adalah cikal bakal trope-trope Watpat yang kalian tahu betapa awikwok dan brekelenya trope-trope Watpat zaman now.

Mari kita bahas lebih lanjut ke beberapa poin kekurangan dalam serial Omen yang membuatku menyerah total untuk melanjutkannya. Eits, tapi sebelumnya kita bahas dulu kelebihan serial ini, sebab kalau tidak postingan ini hanya akan berisi keluh-kesah seorang haters yang padahal bukan haters.

DISCLAIMER!!!

Sudah aku wanti-wanti di atas, bahwasanya aku bukanlah hater Lexie Xu. SAMA SEKALI BUKAN. Hanya saja, serial Omen buatan belio bukanlah secangkir es cendol-ku. Maka aku ingin menjelaskan, alasan-alasan kenapa serial ini bukan secangkir es cendol bagiku pribadi. Kalian tahu ... ibarat pepatah "Ada asap, ada api".

Jikalau sewaktu-waktu ada yang bertanya, "Bagaimana tanggapan Sodara Impy tentang Serial Omen."

Maka aku akan menjawab, "Aku pamit dari serial tersebut."

"Mengapakah gerangan, Wahai Kakanda?"

"Berikut adalah seonggok blog panjang sebagai jawabannya, Duhai Adinda. BACA SAME ABIS!"

Yang Like

Dialog. Mari kita sama-sama mengakui kalau Dialog dalam seri novel ini menjadi unggulan utama. Bisa dibuktikan dari porsi dialog yang lebih banyak dari narasi. Harus diakui juga kalau dialog-dialog dalam novel ini mengalir, gaul tapi tidak cringe, secara keseluruhan enak dibaca.

Referensi-referensi dalam novel ini juga sebenarnya reletable, sebagai manusia yang melalui masa SMP-SMA di tahun 2011-2016. Terutama saat SNSD disinggung-singgung. Ah ... the old days saat mengetahui nama-nama personel SNSD dan SuJu sudah bisa menjadikanmu anak populer di kalangan masyarakat.

Kemudian ... I think thats all I like. Waw, bahkan tidak bisa memanjangkan konten supaya setidaknya bisa menjadi tiga paragraf! I'm screwed!

Yang Ga Like

Formula Repetitif

Jujurly, aku hampir bisa menebak formula serial novel ini tanpa harus membacanya sampai habis.

Ekhem ....

Berawal dari narasi tokoh, biasanya dimulai dari tokoh baru yang di novel sebelumnya cuma muncul di awal cerita dan akhir cerita. Kemudian mereka (tokoh-tokoh yang terus bertambah ini) dikasih 'kasus' cetar membahana oleh guru mencangkup pembvnvhan, orang hilang, dan gengster (yang sebenarnya membuatku bingung kenapa para guru lebih percaya pada segerombol bocil kelas 10 daripada pihak berwenang dalam menangani kasus ekstrem).

Tokoh kemudian bertemu tokoh baru yang nantinya ikut menjadi tokoh utama, serta memulai narasi di novel selanjutnya. Tokoh-tokoh ini lalu 'menyelidiki' kasus. Biasanya sekalian diperkenalkan juga pada Love Interest karena GOD FORBID anak SMA cewek yang tidak punya love interest, right? Kemudian mereka mencurigai tokoh-tokoh yang bukan tokoh utama. Jelasah ... para tokoh utama tidak bakal jadi "si jahat".

Nah, pada akhirnya semua misteri terungkap di menjelang akhir, bahkan tanpa harus membaca keseluruhan buku, cukup part itu saja. Biasanya ending mencangkup twist tiba-tiba berkah. Alias, "Si Jahat" hanyalah figuran, atau baru diperkenalkan menjelang akhir, atau muncul sekali doang terus tidak kelihatan lagi batang telinganya sampai twist terbongkar.

Barang kali seperti itulah seluruh serial Omen dalam kulit kacang, atau setidaknya sepanjang tiga setengah novel (kerana aku tidak selesai membaca novel keempat).

Kalian mungkin berkata. "Heloooww, emang begitu jalan cerita novel genre detektif kaleeee."

Untuk itu aku akan menjawab ....

Tema Detektif? Affah Iyah?

Serial ini digembar-gemborkan menjadi tema detektif, yekan ... Segerombol anak SMA cerdas-genius-serba bisa pemecah kasus yang bahkan tidak bisa ditangani pihak berwenang. Namun, sepanjang novel yang aku pikirkan adalah "Where is the detektif part, Darling???"

Ya, mereka membicarakan penyelidikan. Ya, mereka membicarakan interogasi. Ya, mereka membicarakan teknik mata-mata. Ya, mereka membicarakan teori-teori Sherlock Holmes-ish. Tapi itulah yang terjadi ... Cuma DIBICARAKAN tanpa benar-benar DITUNJUKKAN. Lagi-lagi masalah Show dan Tell.

Apa sih yang kita harapkan saat mendengar kata "Detektif"? Petunjuk alias Clue, teori-teori, puzzle-puzzle, benang merah, interogasi cerdas memainkan psikologi, ending pun dicapai dari petunjuk-petunjuk serta puzzle yang terpecahkan, serta benang merah yang akhirnya saling terhubung.

SEMUA ITU TIDAK ADA DI NOVEL INI!!!

Para tokoh biasanya cuma menuduh seseorang yang terlibat dalam kasus. Terus mereka mulai bertindak sesuai 'observasi' pada kasus tersebut. Yang mana observasi tersebut seringnya berujung brekele.

"Oh, ternyata korban kenal sama si Anu. Ayo, kita samperin dan tanya-tanya dia!"

"Oh, ternyata si Anu pernah nganu sama Inu yang pacaran sama tertuduh. Ayo, kita samperin terus tanya-tanyi!"

"Wah, si tertuduh meninggalkan kode barokah, yang tentunya membuat penyelidikan kita semakin mudah dan menyenangkan."

"Woow, penulis membuat kejadian tiba-tiba berkah yang tentunya membuat penyelidikan kita selesai tanpa susah payah."

Kalian mengerti maksudku? Kesimpulan yang diambil terlalu Out of no where, terlalu pudar untuk menjadi genre "Detektif". Toh, pada akhirnya motif Si Jahat terungkap bukan karena penyelidikan serta teori-teori para tokoh. Melainkan Si Jahat sendiri yang Spill the Tea pasal motifasinya. Semacam Villain monologue di RPG gitu. (Garuk tembok).

Aku tidak pernah membaca satu pun novel Sherlock Holmes, tapi aku yakin kontennya tidak seperti ini! Oh, dan kalian mungkin ingin tahu apa maksud dari observasi yang berujung brekele. Sayangnya itu adalah poin kita yang selanjutnya.

Filler!!! Filler!!! Filler!!!

Ketebalan novel pada serial Omen rata-rata 300-400 halaman. Serius, aku suka novel-novel tebal, aku tidak pernah mengeluhkan ketebalan novel walaupun sampai seribu halaman sekalipun. Tapi oh tetapi, masalah di mulai saat konten di dalamnya menjadi sangat aduhai. Rasa-rasanya novel ini menjadi cikal-bakal novel Watpat zaman now.

Maksudnya? Di saat satu adegan menjadi ngalor-ngidul sebelum mencapai tujuan. Seperti yang kubilang di awal, porsi dialog dalam novel ini jauh lebih banyak dari narasi. Harus aku akui juga dialognya mengalir, kadang disertai jokes yang tidak cringe. Namun, penulis-penulis di luar sana harus belajar bahwa sesuatu yang berlebihan tidaklah bagus, meskipun yang enak-enak.

Novel Omen sering kali keluar jalur saat para tokoh berbincang-bincang. Terkadang mereka saling melawak, UwU-UwU, percakapan tidak penting. Pedahal situasi para tokoh sedang genting, entah mereka baru mengalami kejadian traumatis, atau kadang dikejar waktu. Momen-momen tersebut seharusnya tidak deselingi dialog ngalor-ngidul terlalu banyak!

Ada satu momen yang paling membuatku kesal, yaitu saat di mana tokoh hendak 'menginterogasi' tertuduh dengan cara pura-pura tanpa sengaja mendatangi tempatnya. Mereka sudah membuat rencana merusak mobil, tensi sudah dibangun baik dan masuk akal. Namun, begitu sampai tempat tujuan apa yang terjadi?

Si tokoh malah berdialog UwU sama Love Interest-nya SEPANJANG BAB. Adegan yang seharusnya berisi interogasi cerdas dari tokoh cerdas yang seorang detektif, malah berujung menye-menye. Ujung-ujungnya mereka pulang karena kecewa si Love Interest sudah punya pacar, lantas mengatai si Love Interest tertuduh ini 'bajingan' karena PHP-in si tokoh.

PAN ELU KE SITU BUAT NYARI INFORMASI!!! BUKANNYA MAU TAHU LOVE INTEREST SINGEL APE KAGAK!!!

Meskipun pada akhirnya mereka dapat informasi dari tokoh utama lain, tapi adegan interogasi itu tidak DITUNJUKKAN, cuma DICERITAKAN!!! (Garuk lobang idung!)

Kan bisa bikin percakapan UwU, tapi sambil fokus pada tujuan dan mendapatkan kesimpulan dari percakapan itu. Seluruh percakapan UwU pada momen itu kalau dihilangkan juga tidak menimbulkan efek apa pun pada plot sebab SANGAT BANYAK adegan si tokoh dan Love Interest meng-UwU di kesempatan lain.

Saat harus serius, seriuslah gitu loh!!! Is that too much to ask??? Ini mengingatkanku betapa tersiksanya aku saat membaca Alaia dan Galaksi akibat banyak sekali Filler alih-alih adegan berfaedah yang berhubungan dengan plot.

(Mau nangis) Haruskah kita menuju poin selanjutnya?

I Despise Every Single Character

Saat aku bilang tidak ada satu tokoh pun yang aku sukai, yang aku maksud adalah TIDAK ADA SAMA SEKALI.

Kalian ingat saat aku bilang novel ini mungkin menjadi cikal bakal tokoh-tokoh trope Watpat? Aku akan menjelaskan dengan detail. Namun, demi kenyamanan bersama, marilah kita sebut mereka dengan nama samaran.

Tokoh Utama 1. The OG Setrong Gorl (Mary Sue). Novel ini menggunakan POV1, dan Tokoh Utama 1 kebagian porsi cukup banyak. Dia sering mengatakan dirinya jahat, kasar, blak-blakan, psikopet, emo, dan hal-hal edgy lainnya (in a good way). BUT dia juga cerdas luar biasa serta jago bela diri.

Apakah hal-hal 'negatif' dalam dirinya berdampak negatif pada dirinya? Tentu TIDAK. Sifat 'negatif' Tokoh Utama 1 juga adalah kelebihannya, jadi secara teknis itu bukan kekurangan, dan itulah yang menjadikannya Mary Sue. SEMUA TOKOH memuji atau kagum pada sifat negatif tokoh ini.

"Aku senang punya teman yang bisa diandalkan seperti dia."

"Cewek macho yang tenaganya melebihi cowok itu ...."

"Sifat kasar Tokoh Utama 1 sangatlah mengaggumkan."

"Anak unik seperti dia harus dilestarikan."

Bicch? Katakan padaku bagaimana aku mampu menyukai tokoh ini kalau tingkah lakunya sepanjang cerita brekele, tapi semua orang memujinya atau kagum kepadanya? Ini aku yang somplak atau para tokoh di novel yang kurang baut dia kepala?

Mary Sue disukai oleh semua orang, tapi coba tebak Tokoh Utama 1 banyak yang benci. Eh, tapi yang benci siapa? SEMUA TOKOH JAHAT! Masih butuh pembuktian Mary Sue lain?

Love Interest 1. Tukang Ojek tampan yang ternyata ketua genk motor, tajir seratus turunan, punya perusahaan besar, jago bela diri, cerdas dan bersahaja, dikenal baik dan dihormati semua orang. Tapi untuk beberapa alasan kerjaannya cuma pacaran dan ngalor-ngidul macam pengangguran. Yep ... another trope Watpat. Butuh penjelasan lain? Or are we clear?

Perannya di sini pun cuma sebagai plot armor. Kalian tahu ... karena dia kaya raya, bersahaja, dihormati banyak orang. Para tokoh jadi lebih mudah melalui akses-akses yang seharusnya tidak bisa mereka lalui. Demi penyelidikan brekele dan sebagainya itu (bruuh).

Tokoh Utama 2. Menyamar sebagai cewek cupu dan terbully. Padahal kaya seratus turunan, cerdas dan cantik, bersahaja, dihormati, daddy issue, dan punya bola mata beda warna kiri-kanan. I know ... another trope Watpat. Untung saja dia bukan Boss Mafia juga. (Atau jangan-jangan iya!!!)

Dan apa fungsi dari bola mata beda warna ini selain untuk keren-kerenan? Oh, tokoh ini cupu abizz, eh tapi ternyata dia keren abizz. Lihat aja, bola matanya beda-beda warna gitu. (Menghela kamper). Ekhem, tapi aku tidak akan terlalu menghujat, karena aku juga pernah membuat fitur tersebut pada tokohku yang untungnya sudah diganti.

Love Interest 2. Why is this guy always coming from thin air? Satu hal yang aku ingin katakan pada tokoh ini adalah "Lo tuh gak diajak!". Berhenti muncul sebagai Deus ex Machina dan UwU-UwU-an di saat yang tidak tepat. It's annoying to be honest. Tentu saja dia juga orang yang bersahaja dan mungkin kaya seratus turunan. I don't know ... i don't care.

Tokoh Utama 3. The Creepy Gorl yang tentu saja bisa melihat masa depan. Aku ... APAKAH PENULIS MEMANG PENGEN CERITA DETEKTIFNYA TIDAK JADI CERITA DETEKTIF SAMA SEKALI DENGAN SEMUA PLOT ARMOR INI!?!?!?

Love Interest 3. Jagoan, kasar, tukang cari ribut, tukang berantem, tapi Sweet ke orang yang disayang. Ugh ... bukankah ini trope yang sudah kita temukan sebanyak 3847293910914729429 kalinya dalam cerita-cerita Watpat???

Tokoh Utama 4. WHAT THE HEEL WAS THAT NAME????

Love Interest 4. I forgot completely about him. Tapi dia mungkin juga kaya seratus turunan, tamvan, dan bersahaja, dan jago berantem. Lets be real ....

Penutup

Sungguh tahun yang berat ... sebentar-sebentar aku mendapatkan sebuah masterpiece seperti Percy Jackson. Kemudian aku mendapatkan seri awikwok seperti Omen. Entah apa yang akan terjadi di kemudian hari,toh baru setengah tahun berlalu ....

SETENGAH TAHUN SUDAH BERLALU???

Yah, tahun ini aku memang memutuskan utnuk tidak terlalu menyiksa diri, kalau bisa membaca sesuatu yang benar-benar aku sukai. Aku juga ingin membuat beragam konten selain review. Makanya postingannya jadi tidak terlalu menyesuaikan jadwal. Ekhem ... memangnya pernah blog ini update sesuai jadwal?

By the way ... aku baru tahu cara melampirkan kegiatan Goodreads ke dalam blog, jadi kalian tengok-tengoklah lampiran itu supaya tahu apa saja buku yang sedang kubaca. Seringnya aku baca komik, jadi mungkin tidak akan terlalu wah wah.

Bagi kalian pembaca dan pencinta serial Omen, good for you, Boo. Aku sudah bilang ribuan kali kalau novel ini pasti menjadi masterpiece kalau saja usiaku masih muda dan ceria. Sayang beribu sayang masa muda dan ceriaku sudah berakhir setidaknya satu dekade lalu HA HA HA (menangis)

Nah, sekian dulu rumpi hari ini. Kita bertemu lagi di lain hari ^o^/

Comments

  1. Erika Guruh, Valeria Guntur, Rima Hujan, yg ke-4 sya kurang tempe awkwwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahkan membaca nama-nama mereka pun sudah membuatku muaq!!! jk, jk ....😂

      Delete

Post a Comment

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Matahari Minor

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Ily

Omen #1

Peter Pan

Laut Bercerita