Hendrick


Judul : Hendrick

Penulis : Risa Saraswati

Penerbit : Bukune

ISBN : 978-602-220-201-1

Tebal : 246 Halaman

Rating Pribadi : 4 stars

Blurb :

Namaku Risa, dan aku bisa melihat "mereka" yang biasa kalian sebut hantu.

Hendrick adalah satu di antara lima sahabat hantu Belanda yang beberapa belas tahun belakangan ini sibuk merecoki hidupku. Ini adalah kisahnya. Namun, bukan cerita tentang caranya menakuti manusia, bukan pula curhatannya tentang kehidupan setelah mati. Ini tentang lorong waktu, ketika aku memaksanya untuk menunjukkan masa hidupnya dulu.

Awalnya, dia enggan mempersilahkan masuk. Aku tidak memaksa, jika dia tidak mau ya sudahlah. Memang di antara yang lain, Hendrick adalah anak yang paling misterius. Selalu menghindar jika ditanya tentang masa lalunya. Namun, tiba-tiba dia datang dan terus bercerita.

Cerita demi cerita tentang dirinya, sang mama, dan sang papa, terus bergulir. semua membawaku ke satu titik, sampai tak tahan lagi untuk terus menulis. Ternyata, kisahnya jauh lebih buruk daripada yang kududga ....
MENGANDUNG SPOILER!!!

A. Tidak Seragam

Di halaman terakhir Peter ada sebuah kalimat yang menunjukkan buku kedua adalah tentang Hendrick. Makanya dengan semangat pejuang Hindia-Belanda, aku membeli Hendrick bersama beberapa buku lain sebagai selingan. Karena sampul Peter yang berhasil membuatku tertarik, aku jadi mengira-ngira seperti apa wujud Hendrick di sampul nanti?

Ternyata oh ternyata, sampul buku ini tidak seragam. Saat pertama kali melihat sampul Hendrick aku malah bergidik ngeri. Sebuah batu nisan bertuliskan Konnings yang seolah tak terurus dan ada di dalam hutan? Ini benran Hendrick? Siapa itu Konnings? Nama belakang keluarganya atau nama tetangga sebelah?

Kalau mau dibilang kecewa aku jelas kecewa karena aku lebih memilih buku series (ini bisa dibilang series, kan?) yang sampulnya seragam, seperti House of Secrets dan The School For Good and Evil misalnya. Atau serial Bumi dan Anak-Anak Mamak punya Tere Liye. Mungkin sampul kurang begitu penting bagi orang lain.

TAPI! Buatku itu penting sekali! Apa lagi mereka bisa dibilang satu set, alias sahabat. Kan enak kalau misalnya sampul mereka seragam, menandakan kalau mereka berhubungan satu sama lain. Namun, kembali lagi ... di sini kita mereview cerita bukan sampulnya. (Yang tadi itu mungkin bisa jadi opsi kalau ingin ganti sampul. Buatlah seragam okeh, Teh Risa?)

B. Ngomongin Anu

Kali ini kita berkenalan dengan Hendrick si anak sok tampan, sok pintar, dan sok terkenal, (ya emang kenyataannya begitu sih, huahaha). Hendrick adalah anak yang ceria, dari orang tua yang juga baik hati. Sebenarnya Hendrick mempunyai kakak, tapi anak perempuan itu--Angeline--meninggal saat masih bayi. Kejadian itu juga membuat Ibu Hnedrick Nina bertingkah laku sedikit aneh.

Ada satu adegan di buku ini yang benar-benar membuatku bingung, ini sebenarnya anak sama emak lagi bercanda apa lagi serius sih? Awalnya mereka kayak saling ejek, eh lama-kelamaan malah pada ngambek. Nggak ngerti lagi deh. Tapi itu juga jadi nilai tambah buat cerita ini. Lanjut, pada suatu hari, Hendrick tidak sengaja bertemu dengan anak perempuan bernama Helena.

Tentu saja Helena mengingatkan Ibu Hendrick kepada Angeline, anak pertamanya. Keluarga Konnings mulai menganggap anak perempuan itu sebagai keluarga. Namun, tidak semua keluarga Konnings menerimanya ... Hendrick malah membenci anak itu karena dianggap merebut posisinya sebagai anak kesayangan.

Dijelaskan oleh Teh Risa kalau Hendrick dan Hans sudah bersahabat sejak masih hidup, dan di buku inilah cerita mereka diungkapkan. Bagaimana keduanya bertemu, lalu bermain bersama, sampai menjadi sahabat. Kehidupan Hendrick bisa dibilang normal meskipun ibunya sedikit aneh. Dia bisa saja hidup normal, bahkan bahagia. Namun, takdir sepertinya tidak menginginkan itu.

Kehidupan Hendrick berubah 180 derajat begitu sang ayah meninggal dunia, dan sang ibu malah menyalahkannya atas segala yang terjadi. Anak itu berubah dari ceria dan cerdas, menjadi pemurung. Hidupnya setelah kepergian sang ayah benar-benar tragis dan memilukan, aku sendiri mungkin tidak sanggup menghadapi semua itu.

Tapi Hendrick berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari masalah, dan tetap mencintai ibunya, meskipun sang ibu menganggapnya parasit yang harus dimusnahkan. Hendrick tidak meninggal dalam tragedi yang sama dengan Peter, tapi percayalah, kematian mereka sama-sama memilukan, membuat siapa pun yang membacanya menitikan air mata.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Hendrick
  • Penyampaian cerita yang benar-benar bagus, membuat siapa pun yang membacanya ikut sedih.
  • Alur yang cepat, tapi disusun dengan sangat apik sehingga tidak terburu-buru.
  • Penokohan yang konsisten, dan interaksi antar tokoh aku suka sekali.
Kekurangan Hendrick
  • Terlepas dari ini adalah kisah nyata para hantu Teh Risa, aku rasa untuk masalah sebesar dan seberat ini, mustahil Hendrick bisa menanganinya dengan begitu tabah. Diceritakan dia lebih muda dari Peter, berarti sekitar 9-11 tahun, apa lagi sebelum itu dia sangat dimanja oleh orang tuanya.
  • Bisa saja dia menetap di rumah Rosemery dan membiarkan wanita itu mengurus ibunya. Aku ikut sedih mendengar kisah Hendrick dan benar-nbenar bersimpati pada anak itu, tapi ... benarkah anak sekecil itu bisa sangat tabah?
  • Itu saja yang ada di otakku (Peace!)

D. Penutup

Benar-benar, deh! Setelah galau membaca Peter, sekarang tambah galau habis membaca kisah Hendrick, belum lagi nanti Hans, William, dan Janshen! Kuatkan hati hamba ini! Buku Hendrick lebih tebal daripada Peter, tapi membacanya terasa sangat singkat, cerita Hendrick benar-benar membuat kecanduan sampai memalingkan wajah dari buku saja rasanya malas.

Lagi-lagi ... tidak seperti Peter yang memberikan Clue buku mana yang harus kubaca selanjutnya, di Hendrick kosong-melompong. Bagaimana caranya aku tahu harus membaca siapa di buku berikutnya!? Asumsiku sementara, karena Hendrick dan Hans adalah sahabat, selepas ini aku harus membaca Hans. Lalu lanjut ke William, dan terakhir si kecil Janshen.

Jika kalian masih belum bisa move on dari kisah sedih Hendrick, belilah beberapa buku selingan yang bergenre humor, agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan (seperti aku ini hiks ... hiks) Masih tetap bacaan ringan yang menyayat hati. Aku tidak sabar membaca kisah Hans.

Sekian dulu review dariku, semoga bisa membantu kalian dalam memilih bacaan. Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Laut Bercerita

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Matahari Minor

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)

Peter Pan