House of Secrets (Jilid 2)


Judul : House of Secrets (Jilid 2) : Battle of the Beast

Penulis : Chris Columbus & Ned Vizzini

Penerbit : Mizan Fantasi

ISBN : 978-602-0989-75-4

Tebal : 442 Halaman

Rating Pribadi : 3,9 Stars

Blurb :

Cordelia, Brendan dan Eleanor Walker berusaha kembali hidup normal setelah petualangan mendebarkan mereka dengan buku Kristoff. Namun keadaan mereka berbalik seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya. Kini permintaan mereka terkabul; mereka menjadi kaya raya. Di tengah usaha mereka beradaptasi, kekacauan mulai terjadi.

Ada bayangan-bayangan hitam yang mengikuti Eleanor selama sekolah, Cordelia mnedadak berubah menjadi nenek tua, dan Brendan gagal menjadi populer. Dan hal teraneh yang senakin menjauhkan mereka dari kehidupan normal adalah petualangan baru yang dimulai di Bohemian Club bersama para hantu.
MENGANDUNG SPOILER!!!

A. Melanjutkan Petualangan

Karena buku pertama House of Secrets sangat menarik dan sesuai seleraku, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan petualangan anak-anak Walker tanpa melihat cover. Hey! Baru kali ini aku melihat buku bukan dari sampulnya! Beri tepuk tangan! Tapi toh akan aku omongin juga di sini (Pfftt).

Padahal di buku pertama, keluarga Walker sudah pulang ke rumah dengan selamat sentosa, meskipun dengan cara yang agak mengecewakan, (Mbok ya, kenapa nggak begitu dari awal ya, Bambang!) Nah, dari sampul buku kedua House of Secrets : Battle of the Beast, kayaknya rumah keluarga Walker beserta anak-anaknya, tentu saja, kembali terjebak ke dunia buku Kristoff.

Dalam sampul, nampak rumah Kristoff terdampar di sebuah tanah gersang yang dikelilingi banyak penonton, mungkin semacam colloseum. Ditambah ilustrasi Brendan sedang bertarung dengan singa. Hmm, tak salah lagi, mereka akan terjebak di zaman Romawi. Lalu di sisi atas rumah terlihat makhluk semacam gorila atau Bigfoot yang nangkring di situ. Emang di Romawi ada Bigfoot?

Selain semua pemandangan itu, terlihat juga ada bayangan biru transparan yang melayang-layang di sekeliling rumah. Apa itu? Hantu? Kabut kebakaran hutan kalimantan? Bapa-bapa lagi bakar sampah? Semua yang ada di sampul sangat tidak masuk akal! Tapi itu pasti ada alasannya. Mengingat di buku pertama juga mereka terjebak di lebih dari satu buku yang sangat bertentangan.

Entah dengan kalian, tapi aku merasa sampul buku ini terlalu dewasa untuk buku middle grade. Terlalu dark dan malah menarik perhatian orang-orang dewasa. Memang sih, dalam buku ini unsur middle grade hanya ada pada tokohnya saja. Adegan-adegan dan konfliknya bisa dibilang sangat sadis, tapi juga berunsur komedi. ADOOH NI BUKU AMUNYA APA?

B. Ngomongin Anu

Pasca petualangan di buku Kristoff, anak-anak Walker akhirnya bisa pulang ke rumah dengan keadaan selamat. Bahkan lebih, mereka jadi kaya raya, dan Will turut serta, ia berjanji akan menjemput Cordelia di sekolahnya, (bayangkan betapa senangnya Cordelia ekhem ... ekhem.). Apakah mereka hidup bahagia setelah itu? Harusnya sih iya, tapi nyatanya NO, NO, NO.

Will tidak pernah muncul, Cordelia menjadi pemurung karena itu. Berkat kekayaan keluarga Walker, Tuan Walker mulai terjerat perjudian, ditambag Brendan dibully anak-anak sekolah. Lalu si kecil Eleanor merasa bersalah karena dia-lah yang meminta semua kekayaan itu. Anak-anak Walker yang terkenal kompak mulai saling membohongi, keluarga mereka tidak pernah normal lagi.

Pada suatu hari BOOM! Mereka bertemu lagi dengan Will yang kondisinya memprihatinkan. Kemunculan Will dan keanehan yang terjadi pada Cordelia membuat Brendan sadar semua ini belum selesai. Penyihir angin masih mengincar mereka, dia tidak benar-benar mati. Yap, Brendan benar. Penyihir angin masih hidup, dan .... bersemayam di tubuh kakaknya sendiri.

Sebuah sekte misterius menculik Eleanor agar bisa memancing kedatangan Brendan dan Cordelia sekaligus, agar si ketua sekte bisa mengeluarkan si Penyihir Angin dari tubuh Cordelia. Dengan ritual pemanggilan arwah, serta sedikit bada-bing-bada-bong, akhirnya si ketua sekte memasukkan kembali anak-anak Wlaker ke dalam buku. Seperti buku pertama, anak-anak Walker beserta Will masuk ke dalam buku yang nggak saling nyambung sama sekali.

Pertama mereka ke Romawi kuno, bertemu dengan kaisar jahat yang meminta Brendan menjadi gladiator. Dalam adegan ini Brendan bener-bener ngeselin dan bikin iba. Di buku ini juga ada tokoh baru yang muncul. Ladies siapkan mental dan ragamu, karena tokoh baru ini dideskripsikan tamvan dan berotot (Gladiator cin!). Tapi ... Stupit parah.

Di buku kedua mereka terjebak di zaman kepemimpinan Nazi Robot ... ??? ... Nazi? Robot? Ya, ya, ya memang nggak masuk akal bagaimana Kristoff pria yang hidup di jaman baheula bisa tahu apa itu robot. Maksudku ... Emang orang-orang abad ke-19 bahkan tahu apa itu robot? Buku ini nggak masuk akal sama sekaleee.

Di buku ketiga mereka terjebak di buku kumpulan orang-orang suci dari Himalaya, nah di sini lah si gorila atau bigfoot muncul sebagai makhluk yang ditakuti oleh mereka. Para gorila itu tinggal di dalam gua yang menuju pintu seribu, dan bisa digunakan oleh anak-anak Walker untuk pulang. Tapi tidak semudah itu, Antonio! Mereka harus ngalahin si gorila yang suka makan orang.

Di sini banyak sekali adegan yang membuat kita tahu apa artinya keluarga. Bagaimana seharusnya setiap saudara saling melindungi satu sama lain meskipun raga mereka terpisah begitu jauh. Emang pacar doang yang bisa jauh di mata dekat di hati? Hellow!!! Keluarga kalianlah yang seharusnya diperlakukan seperti itu. Saudara kalian mungkin menyebalkan, tapi merekalah yang akan maju pertama untuk menyelamatkan nyawa kalian.

Masih mengandung unsur sadis tapi kocak ala-ala Chris Collumbus dan Ned Vizzini. Entah apa yang dipikirin itu dua manusia. Bisa banget memainkan perasaan orang dengan cara begitu. Lagi mau dimakan singa ada aja yang nyeletuk ngelawak. Mau ditebas pedang, masih aja sempet ngeledekin orang. Lagi mau jatoh dari pesawat masih sempet jadi komedian. Kalo aslinya mah boro-boro ngelawak yang ada perbanyak doa dan tobat kepada Tuhan.

Pak Chriss dan Om Ned, kalian penulis Middle grade paling dark yang penuh komedi dan nilai-nilai pelajaran ... Bisa ajarin nggak? Seriously i need those too in my story!

C. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan House of Secrets (jilid 2)
  • Tokoh-tokoh yang loveable dengan sifat masing-masing yang saling melengkapi, sangat digambarkan dengan sempurna. Bahkan kita bisa tahu siapa yang sedang bicara tanpa harus ada keterangan. Mereka punya ciri khas masing-masing.
  • Amanat-amanat yang disampaikan dengan sangat halus.
  • interaksi dari setiap tokoh, dan bagaimana cara mereka mendiskusikan penyelesaian masalah sangat apik. Entahlah, menurutku itu nilai lebih, Ha-ha-ha.
  • Penggambaran latar suasana yang seperti nyata. Aku merasakan aura Romawi, aku bisa merasakan setiap ketegangan saat bersama Nazi Robot, aku ikut tegang saat anak-anak Walker melawan Big Foot. Perfekto.
  • Tokoh antagonis yang tidak terlalu antagonis. Dalam artian, mereka juga punya kekurangan sebagai antagonis(?)
Kekurangan House of Secrets (jilid 2)
  • Penyelesaian masalah yang tidak halus. Maksudku, setelah semua petualangan mendebarkan, penyelesaiannya tidak dramatis, bikin kita ngomong "Udah, gitu doang?"
  • Beberapa ketidaklogisan yang ada. Contohnya Robot Nazi tadi, dan ada adegan Brendan bersama Kaisar Romawi yang sepertinya terlalu santai untuk kondisi semacam itu.
  • Tidak ada ilustrasi T_T
  • Ini mungkin bukan kekurangan isi buku, tapi House of Secrets terlalu sering mengganti tema sampul, sehingga terkesan tidak konsisten.

D. Penutup

Kalian pernah merasakan nggak, sih? Ketika membaca buku bagus, kalian begitu tenggelam di dalamnya sampai nggak sadar udah menghabiskan waktu berjam-jam duduk di kursi atau rebahan sampai encok. Begitulah aku ketika membaca buku ini. Aku sangat mencintai tokoh-tokoh di buku ini, sehingga rasanya sedih harus berpisah dengan mereka. Apa lagi buku ini mengandung perpisahan hiks ... hiks.

Eleanor masih tetap menjadi favoritku sih. Anak itu selalu mencairkan suasana kalau dua kakaknya lagi berantem. Dalam novel ciptaanku pun ada yang sifatnya seperti Eleanor. Alias anak idaman semua orang tua. Penggambaran keromantisan Will dan Cordelia juga lebih terasa di sini, hanya saja karena kemunculan si tokoh baru, Will jadi sering cemburu buta.

Aku sangat bersyukur penerbit konsisten menerbitkan House of Secrets sampai buku terakhirnya. Karena kalau tidak aku bisa ngamok! Tapi agak sedih juga karena buku ini cuma sampai jilid tiga, aku tidak bisa berpetualang lebih lama lagi dengan anak-anak Walker dan Will. Aku akan sangat merindukan mereka.

Ditambah kepergian Ned vizzini ketika sedang menggarap buku ini, House of Secret seperti dipaksa tamat, padahal potensi lanjut sampai buku sepuluh sangat luas. Yah ... mungkin segitu dulu review kali ini. Seperti biasa jilid 3 mungkin butuh waktu lama karena aku harus membaca ulang buku jadul ini.

Sampai jumpa dia review selanjutnya ^O^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Laut Bercerita

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Matahari Minor

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)

Peter Pan