Maddah


Judul : Maddah : Sebuah Ruang Cerita

Penulis : Risa Saraswati

Penerbit : Bukune

ISBN : 9786027114074

Tebal : 252 Halaman

Rating Pribadi : 3,5 Stars

Blurb :

Takdir telah mempertemukan kami, seorang manusia biasa dengan lima anak kecil yang pernah menjadi manusia. Menjalin hubungan lebih dari sekadar persahabatan. Darah kami berbeda, jasad kami berbeda, langkah kami tak sama, namun sebuah benang telah mengikat hati kami menjadi taak terpisahkan.

Aku merasa persahabatan aneh antara aku dengan mereka ini menjadi kian rumit. Terlalu banyak perasaan yang terlibat di dalamnya. Seharusnya, aku tak perlu mengurusi hal seperti ini, karena masih banyak masalah realistis yang perlu kuselesaikan. Ingin rasanya berani bicara, "Tempat kalian bukan di sini, pulanglah ke tempat yang seharusnya, di mana pun itu". Tapi, aku tak tahu harus menjawab apa jika mereka bertanya, "Kami harus pulang ke mana?
MENGANDUNG SPOILER!!!

A. Perkenalkan Aku dengan Ilustrator!

Tolong, ya, tolong! Aku mau berkenalan dengan ilustrator sampul Maddah. Hellow ... aku suka banget sama sampul-sampul seri Danur yang model begini! Sederhana, realistis, enak dipandang, misterius, dan pasti bikin penasaran. Aku membaca Maddah karena aku membaca Danur. Namun, aku akan tetap menyamber buku ini dari rak, meskipun belum tahu Danur.

Sampul bagus = Real deal, gak peduli gimana isinya, gak peduli berapa harganya, dan gak peduli akan kecewa atau tidak nantinya. Kemudian kita beralih pada Blurb yang secara garis besar masih sama dengan Danur. Makanya aku berasumsi kalau buku ini lagi-lagi akan berupa kumpulan cerpen. Yah ... siapa peduli kalau sampulnya bagus, kan? Huahahaha subjektif sekali!

Tapi serius ... aku nggak masalah apakah sebuah buku itu novel atau cerpen, atau novela, atau prosa. Selagi memiliki jalan cerita, dan BAGUS. Tentunya aku senang hati membaca. Aku tidak pernah pilih-pilih genre, meskipun kesukaanku fantasi. Aku membuka peluang lebar untuk segala jenis buku. (Wattpad mungkin pengecualian.)

Baiklah, aku tidak mau banyak berbasa-basi. Mari kita mengobrol lagi dengan hantu-hantunya Risa Saraswati. (Moles wajah dengan bedak baby).

B. Ngomongin Anu

Jika buku Danur menceritakan keseharian Risa ketika teman-teman hantunya ngambek. Kali ini di Maddah, Risa berkumpul lagi dengan teman-temannya. Hanya saja, sekian lama berpisah, mereka sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Risa sudah dewasa, sedangkan hantu-hantu ya ... tentu saja tetap anak-anak.

Risa sudah mendapatkan banyak teman baru (baik manusia maupun hantu) Begitu juga teman-teman hantunya. Mereka sudah tidak bisa seakrab dulu. Mereka ada tapi terasa tidak ada, karena masing-masing sudah enak dengan kehidupan baru mereka. Nah, teman-teman hantu Risa, mempunyai teman hantu lain. Dua gadis kecil cantik bernama Marieanne dan Norma.

Marianne adalah anak yang angkuh, bisa dibilang nakal dan keras kepala, seperti Peter. Makanya anak-anak laki-laki yang lebih maskulin (alias kecowok-cowokan) seperti Peter, William, dan Hnedrick lebih suka bermain dengannya. Sedangkan Norma lebih lemah lembut dan penyayang. Makanya dia cocok bermain bersama Janshen dan Hans. Namun, kedua gadis hantu itu juga yang seolah memecah belah persahabatan mereka berlima.

Belum lagi ada kisah cinta segitiga dari semua hantu cilik itu. Yang aku rasa cukup aneh, ternyata hantu masih bisa merasakan hal-hal seperti itu huehehe. Maka dari situ-lah, Risa berusha membuat mereka semua akur, bagaimanapun caranya agar tidak ada lagi dua kubu, agar mereka bisa bermain bersama-sama tanpa konflik.

Selain konflik utama Risa bersama kelima teman hantunya, ekhem ... tujuh karena ada Marieanne dan Norma sekarang. Ada juga berbagai kisah-kisah pendek lain yang menarik di buku ini. Sebagian besar ceritanya menyedihkan, tapi bukan berarti itu tidak menarik, kan? Jujur saja, baik di danur maupun Maddah, aku tidak bisa menemukan cerita seram, setidaknya aku tidak pernah merinding sedikit pun ketika membaca ini.

Oh, oh, oh ... Sepanjang buku juga kita akan disuguhkan dengan ilustrasi-ilustrasi yang cantik sekali. Benar-benar senang aku membaca buku ini berkat ilustrasinya yang seleraku banget! Ditambah font-font beragam yang disisipkan di beberapa part. Memang itu membuat pembaca sedikit kesulitan, tapi toh mempercantik buku. Dan sulit bukan berarti tidak bisa, kan?

C. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Maddah
  • ILUSTRASI!!!!
  • Kisah-kisah beragam, tapi tetap tidak melupakan konflik utama dalam buku.
  • Karakterisasi yang mampu membuat pembaca bersimpati, meskipun kita tidak pernah mengenalnya.
  • Dialog-dialog serta interaksi tokoh yang alami.
  • Extra-extra yang sebenarnya tidak penting diletakkan ke dalam buku, tapi ternyata menghibur juga.
Kekurangan Maddah
  • Aku pernah bilang kalau tidak akan pernah membandingkan buku dengan film. Namun, ada satu hal yang mengganjal, yaitu hubungan antara Elizabeth dan Ivanna. Kenapa sangat berbanding terbalik? Aku tahu ini Fiksi, tapi penulis meyakinkan kalau ini adalah kisah nyata, setidaknya nyata karena dia bisa melihat mereka.
  • Lantas kenapa kisahnya bisa berbeda? Bagaimana tanggapan kedua hantu yang bersangkutan pasal itu? Apakah ini ketidakkonsistenan? Mana yang benar? Versi buku atau film? Aku nggak bisa diginiin TOT.

D. Penutup

Jujur saja aku belum membaca Sunyaruri, alias buku ketiga Danur. Sedang dalam proses tepatnya. Makanya mungkin reviewnya tidak akan publish dalam waktu dekat. Aku akan menulis review lain dulu sebagai gantinya. Karena udah geregetan pengen review buku ini dari lama huahaha.

Sekali lagi Maddah adalah buku sederhana yang enjoyable. Namun, buku ini bahkan lebih baik lagi dengan adanya ilustrasi-ilustrasi keren! Aku selalu menunggu-nunggu untuk membuka chapter selanjutnya, penasaran ilustrasi apa lagi yang akan kudapatkan, dan aku tidak pernah kecewa.

Serial Danur mungkin bukan favoritku, tapi aku tidak akan keberatan untuk membacanya lebih dari sekali. Aku juga tidak akan sungkan merekomendasikannya kepada orang-orang. Sekian dulu review Impy kali ini.

Sampai jumpa di review selanjutnya ^O^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Laut Bercerita

Matahari Minor

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)

Peter Pan