My Grandmother Asked Me To Tell You She's Sorry


Judul : My Grandmother Asked Me To Tell You She's Sorry

Penulis : Fredrik Backman

Penerbit : Penerbit Noura Books

ISBN : 9781501115066

Tebal : 372 Halaman

Rating Pribadi : 4,8 Stars

Blurb :

Elsa is seven years old and different. Her grandmother is seventy-seven years old and crazy, standing-on-the-balcony-firing-paintball-guns-at-men-who-want-to-talk-about-Jesus-crazy. She is also Elsa's best, and only, friend. At night Elsa takes refuge in her grandmother's stories, in the Land of Almost-Awake and the Kingdom of Miamas where everybody is different and nobody needs to be normal.

When Elsa's grandmother dies and leaves behind a series of letters apologizing to people she has wronged, Elsa's greatest adventure begins. Her grandmother's letters lead her to an apartment building full of drunks, monsters, attack dogs, and totally ordinary old crones, but also to the truth about fairytales and kingdoms and a grandmother like no other.
MENGANDUNG SPOILER!!!


A. Judul Bak Kereta Malam

Judul panjang bisa jadi sebuah kelebihan atau malah kekurangan. Yang satu ini jelas-jelas sebuah kelebihan, bohong kalau kalian bilang tidak penasaran setelah membaca judul buku ini (pasti ada sih yang nggak penasaran huehehe) Paling tidak, panjangnya judul buku ini tidak membuat bulu kudukku berdiri. Lain hal-nya dengan 'Suamiku adalah adik ipar sepupu ibu tiri mamah mertuaku' atau 'Tukang bakso cuanki ganteng itu adalah gebetanku.' (Muntah seketika)

Lagi-lagi aku membaca buku ini di Ipusnas. Aku sampai lompat-lompat kegirangan karena buku berkualitas ini bisa kubaca gratis di aplikasi itu, tanpa antri pulak!!! Sampul masih sangat simple, dan ilustrasi anak kecil di tengah hujan yang berkesan sendu tapi misterius, serta font sederhana semuanya enak dipandang!

Pertama kali aku selalu salah meyebut "Sorry" di judul menjadi "Story". Aku juga baru tahu ternyata itu buka "Story" pas baca ulang judulnya saat mengedit blog ini, mataku memang agak rabun senja, maklum sudah kepala dua.

Ekhem ... lagi-lagi Blurb aku copas dari Goodreads. Harap maklum ... Kita mungkin tidak bisa menyimpulkan apa-apa dari sampul, tapi Blurb-nya cukup menjelaskan apa inti cerita ini. Seorang nenek dan cucu-nya yang masih kecil, tentang kehidupan dongeng, tapi juga kisah nyata. Aku suka semua perpaduan itu. Ayolah, siapa yang tidak? Tanpa banyak bicara, marilah kita mulai.

B. Ngomongin Anu

Lain dengan Ove yang seorang kakek-kakek, buku kali ini Fredrik Backman menciptakan anak kecil berusia 7 tahun sebagai tokoh utama. Elsa adalah anak yang berbeda, dia tidak memiliki teman, bahkan tidak ada anak-anak di sekolah yang menyukainya. Mereka sangat kasar, bahkan tega membully Elsa sampai begitu parah. Namun, Elsa mempunyai sahabat yang sangat dia sayangi, yang juga sangat menyayanginya. Yaitu nenek.

Nenek adalah orang paling cerdas, paling menyenangkan, paling lucu, dan paling gila yang pernah Elsa kenal selama hampir 8 tahun hidupnya. Ketika Elsa sedang sedih, atau mempertanyakan kenapa ia begitu berbeda, Nenek akan membawanya ke sebuah Negeri bernama Miamas, Negeri-Setengah-Terjaga. Di sana terdapat pulau-pulau lain yang mempunyai kisahnya masing-masing.

Ada pulau tempat lahirnya ksatria-ksatria hebat, ada pulau di mana seorang putri diperebutkan dua orang pangeran, ada pulau yang penuh nyanyian, serta pulau di mana seseorang tidak akan merasakan sedih. Miamas adalah negeri yang diciptakan agar orang-orang yang berbeda merasa normal. Suatu hari, Nenek pergi begitu saja dari kehidupan Elsa. Miamas perlahan runtuh, dan Elsa harus menyelamatkannya dengan mengirim surat-surat permintaan maaf Nenek kepada orang-orang spesial.

Dari situ Elsa, bahkan kita para pembaca sadar, selama ini negeri Miamas bukan hanya sekadar dongeng atau Negeri-Setengah-Terjaga. Nama-nama pulau di Miamas menggambarkan kehidupan masa lalu sang nenek, bereserta orang-orang spesial yang mendapatkan surat-surat permintaan maafnya. Beberapa kejadian masa lalu nenek membuat rasa hormat Elsa berkurang, terutama tentang pilihan-pilihan sang nenek yang menurut Elsa selalu salah.

Percakapan-percakapan kecil Elsa serta tingkahnya yang polos sangat menyenangkan untuk dibaca. Kalau dilihat-lihat, Elsa tidak berbeda, dia hanya lebih istimewa. Nenek pernah mengatakan, "Super hero menjadi superhero karena dia berbeda." Banyak kejadian-kejadian dalam buku ini yang diceritakan secara acak, bahkan menggunakan kiasan-kiasan khas negeri dongeng, sehingga kit harus sedikit ngotak saat membaca buku ini.

Pada akhirnya, Nenek adalah orang yang spesial, bukan hanya bagi Elsa, tapi bagi banyak orang yang kebetulan mengenalnya. Meskipun itu membuat Elsa iri, dia tetap menjalankan tugas terakhirnya dari nenek, sebagai ksatria Miamas yang pemberani dan istimewa. Membaca buku ini terasa seperti menaiki roller coaster. Kita disuguhi berbagai konflik orang dewasa yang rumit, tapi kita dipaksa memahaminya dari sudut pandang anak berusia nyaris 8 tahun.

Kalau kalian pembaca yang teliti dan berotak cemerlang. Kalian mungkin mengingat setiap pulau di Miamas, karena masing-masing memiliki makna yang dalam. (Aku tidak bisa ingat nama-nama pulaunya karena aku bukan pembaca teliti dan berotak cemerlang h3h3) Ending buku ini seperti permen pendekar biru. Manis dan membekas di hati. Ada yang pergi, ada pula yang datang. Tidak semua hal buruk meninggalkan kesedihan.

Tidak semua kepergian berarti akhir. Bisa jadi malah permulaan dari segalanya. Tidak semua yang terlihat seperti monster adalah seorang monster. Bisa jadi hatinya sebaik malaikat. Hidup penuh dengan kejutan dan misteri. Semua menjadi sulit ketika tidak ada yang bersedia menjelaskannya.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
  • Gaya bercerita yang mengambil sudut pandang anak kecil sangat ketara. Pembaca seolah ikut menjadi anak kecil yang tidak tahu apa-apa ketika orang-orang dewasa di buku ini berdiskusi.
  • Konsep Miamas dan segala pulaunya yang cerdas. Seolah penulis ingin menjelaskan segala hal yang terjadi dalam buku, tapi karena kita di sini menjadi Elsa yang masih kecil, gaya bahasanya tentu tidak boleh blak-blakan.
  • Misteri-misteri yang tidak mengagetkan karena kita diajak menguak segala misteri itu perlahan.
  • Percakapan Elsa dengan orang-orang dewasa yang menunjukkan sifatnya sebagai anak kecil polos, tapi mengesalkan.
  • Konflik rumit yang terasa sederhana, karena penyampaiannya.
  • Walrus yang imut-imut nyeremin!!!
Kekurangan My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
  • Beberapa puzzle terkadang membuatku kebingungan, harus berkali-kali membaca ulang untuk memastikan apa yang terjadi. (mungkin ini karena faktor otakku yang agak rusak).
  • Sekali lagi, latar waktu yang membingungkan. Serta banyaknya kejadian melompat-lompat sebelum kejadian pertama berakhir, membuat kita harus membaca dengan fokus dan mengingat segala detail kecilnya.
  • Latar tempat yang juga membingungkan menurutku. Mungkin bentuk apartemen di Swedia berbeda dengan di Indonesia (ya jelas, dong!) Tak jarang aku kesulitan ikut membayangkan apa yang dimaksud penulis.

D. Penutup

Buku ini mengajarkan kita banyak hal. Arti kehilangan, mengikhlaskan, memaklumi, mengerti, dan yang paling penting, memaafkan. Nenek membuat kita sadar, sebagai manusia, secerdas apa pun, sebijaksana apa pun, sebaik dan sedermawan apa pun. Kita pasti pernah dihadapi dengan pilihan sulit. Pilihan yang bisa jadi menyakiti hati seseorang, tapi di sisi lain juga membahagiakan seseorang, bahkan mungkin menyelamatkan hidup seseorang.

Jika kalian membaca buku ini, pastikan sedang tidak dalam keadaan mumet, karena ada beberpa kepingan puzzle cerita yang mungkin harus kalian susun, dan kalian mengerti. Kesimpulannya adalah .... Fredrik Backman akan menjadi penulis kesukaanku yang baru. Dan sekali lagi ... bukan produk lokal. Why! Why begitu sulit bagiku mencintai produk lokal!

Bukan salahku, kan? Apa karena aku sok keren makanya jadi cuma suka terjemahan doang? TIDAK!!! Aku bukan suka sesuatu karena itu terjemahan, tapi isi cerita itu sendiri, dan kebanyakan cerita bagus nan unik selalu ada di buku terjemahan ToT. Jangan hujat pliss (pengen banget). Sudahlah, daripada berlarut-larut.

Sekali lagi aku ingin merekomendasikan buku ini, sangat-sangat-sangat-sangat bagus. Sampai jumpa di review berikutnya ^O^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Laut Bercerita

Matahari Minor

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)

Peter Pan