Review Film Ujang & Fatimah (Alias Peter Pan & Wendy 2023)

Bang, Udah Bang!

Belakangan ini Disnep begitu getol membuat Live Action dari karya-karya mereka di masa lalu. Alasan mereka melakukan itu beragam, yang paling terlihat adalah memperbaiki unsur-unsur brekele di masa lalu sehingga lebih bisa dinikmati oleh penonton masa kini alias Gen Z. Perbaikan tersebut biasanya mencangkup siraman diversity, seterong gorl, dan men = trash.

Tapi eh tetapi ... alasan paling utama Disnep membuat Live Action Remake tentu saja UANG!

Memikat Gen Z dengan embel-embel "memperbaiki" sekaligus memikat Milenial dengan embel-embel "nostalgia". Aku pribadi sebagai Milenial sempat sangat bersemangat setiap kali Disnep mengumumkan Live Action Remake. Namun, setelah dikecewakan oleh SEMUA FILM TERSEBUT aku pun membuat sumpah untuk TIDAK LAGI menonton film-film Live Action Remake buatan Disnep.

Namun ... aku membuat pengecualian untuk Live Action Remake satu ini.

Kalian tentu tahu sebabnya. Segala hal yang menyangkut PETER PAN pasti aku sukai. Sebenarnya, kecintaanku pada Peter Pan bermula saat menonton film versi 2003 yang nyaris sempurna dari segala aspek. Terutama pemeran Peter Pan (Jeremy Sumpter) yang menjadi First Crush semua anak perempuan di dunia. (ITU FAKTA!)

Peter Pan versi 2003

Kalau sudah ada adaptasi yang NYARIS SEMPURNA apakah Disnep sebagai pelopor dongeng dan film fantasi modern bisa membuat yang lebih baik? Temukan jawabannya sebentar lagi!

(SPOILER : KAGAK!!!)

Fun Fact : Sejauh ini Live Action Remake paling jelek menurutku pribadi adalah Mulan, Pinnocchio ada di urutan kedua, lalu Alladin di posisi ketiga. My oh my ... betapa hancurnya tiga film itu.

Kelebihan Film Ujang & Fatimah

KAGAK ADA!!!

Bercanda loh, h3h3 ... awalnya memang aku tidak menemukan sisi positif dari film ini sama sekali. Tapi eh tetapi, aku menonton ulang tanpa prasangka maupun praduga. Berusaha sekuat mungkin menemukan Kelebihan dari film ini. Maka inilah yang kudapatkan ....

1. Bajak Laut

Satu-satunya hal yang paling enjoyable di film ini adalah para bajak laut. Mereka gak selucu versi film 2003 tapi mereka punya momen komedik yang bikin aku mendengkus nyaris tertawa beberapa kali. Bajak Laut di film ini juga punya lagu dan harus diakui lagunya keren, sangat khas Bajak Laut.

2. Lagu Pengantar Tidur Emaknya Fatimah

Mrs. Darling menyanyikan lagu pengantar tidur untuk anak-anaknya di awal cerita dan lagunya sangat UwU. Menunukan kasih sayang seorang ibu, doa-doa, serta harapan orang tua pada anak-anaknya yang hendak tumbuh dewasa. Pengambilan kamera saat lagu itu dinyanyikan juga bikin terenyuh. I kinda love it. Apa lagi Wendy menyanyikan lagu yang sama untuk The Lost Boys.

3. Beberapa Momen UwU

Ada beberapa momen yang sebenarnya sangat ingin aku lihat lebih banyak, seperti Wendy yang peduli pada adik-adiknya, menyelimuti mereka saat tidur, dan mengorbankan diri demi mereka. Terus aku juga suka melihat Wendy dan Tiger Lilly berinteraksi banyak di film ini.

Di versi 2003 Wendy dan Tiger Lilly tidak saling bicara sama sekali. Seandainya film ini memiliki cerita yang berbeda, misalnya petualangan Tiger Lilly dan Wendy selama di Neverland kayaknya bakal seru. Toh, di versi original Wendy terjebak cukup lama di Neverland, tentu mereka pernah berpetualang bersama di satu kesempatan.

Kekurangan Film Ujang & Fatimah

1. Visual Brekele

Biasanya film-film masa kini punya sisi bagus dari segi visual meskipun plotnya awikwok. Misalnya The School fot Good and Evil yang menurutku brekele dari segi plot, tapi superior di visual dan CGI. Film ini di sisi lain ... JELEK JUGA DARI SISI VISUAL!!!

Nuansanya gelap, suram, bahkan Tinkerbell yang seharusnya paling bercahaya hampir-hampir tidak kelihatan kalau tidak sambil memicingkan mata. Masalahnya, kalau film ini memang ingin mengangkat sisi gelap Peter Pan nuansa seperti ini mungkin berhasil. Lah, ini kan kagak!

Film ini ternyata benar-benar remake Peter Pan Disnep tahun 1953 yang mana benar-benar ditargetkan untuk anak-anak. Satu-satunya hal beda di film ini adalah kehadiran Tiger Lilly sebagai Girl Boss, juga asal-usul kisah Kapten Hook dan Peter yang sebenarnya gak penting-penting amat.

Padahal kalau mereka bikin sisi gelap Peter Pan, film ini mungkin berhasil. Sekalian saja jadikan Thriller, sebab Peter Pan original pun bukan tokoh baik. Heloow ... dia "menyingkirkan" The Lost Boys yang memiliki tanda-tanda tumbuh dewasa. Entah apa arti "menyingkirkan" itu, tapi konotasinya jelas negatif.

BUT NOOOOO!!!! Mereka tetap maksa ini film jadi film anak-anak. Film anak-anak depresong mungkin!!!

2. Peter Pan yang Bukan Peter Pan dan Wendy yang bukan Wendy

Jokes Ujang & Fatimah yang kubuat berkali-kali di atas bukan sekadar jokes. Di film ini Peter Pan tidak berperilaku seperti Peter Pan dan Wendy tidak berperilaku seperti Wendy sehingga jika nama kedua tokoh tersebut diubah jadi Ujang dan Fatimah pun ceritanya akan baik-baik saja. Bahkan malah lebih masuk akal karena mereka akan menjadi tokoh baru dengan nama baru.

Mari kita bedah sejenak ... kisah original Peter Pan & Wendy sejatinya adalah kisah filosofis. Peter Pan melambangkan masa kanak-kanak, lalu Wendy melambangkan proses masa anak-anak menuju kedewasaan, di sisi lain Kapten Hook adalah lambang dari manusia dewasa. Sifat ketiga tokoh ini sangat krusial dan bukan sembarang penokohan yang bisa diubah-ubah seenak jidat.

Di film ini Peter Pan memang melambangkan anak-anak, tapi lebih ke satu jalur alias cuma CENGENG! Dikit-dikit nangis, dikit-dikit sedih, dikit-dikit takut, dikit-dikit loyo. Padahal anak-anak punya banyak sisi lain seperti pemberani, nakal, selalu ingin tahu, polos, gegabah, tidak berpikir panjang, selalu bahagia, dan lain sebagainya.

KENAPA DI FILM INI SI PETER MUKENYE SEDIH MELULU!!!

Begitu juga Wendy yang di film ini selalu marah-marah, selalu kesel, bahkan di satu kesempatan dia memutar bola mata ke arah ibunya, juga menyalahkan John dan Michael atas perilaku buruknya. WENDY ASLI MUSTAHIL MELAKUKAN ITU! WHO ARE YOU WOMAN?

3. Neverland ape Tempat Jin Buang Anak?

Demi Neptunus! Demi Poseidon! Neverland versi film ini jeleknya gak ketulungan! Cuma pulau di tengah laut. Ralat ... Pulau JELEK di tengah laut. Udah mana suasana suram, langit suram, makhluk-makhluk di dalamnya suram. SEGALA-GALANYA SURAM! Aku jamin semua anak di dunia memilih dewasa detik itu juga daripada tinggal di tempat brekele ini.

Neverland itu apa sih? Gambaran nyata dari DUNIA IMAJINASI ANAK-ANAK!!!

Tempatnya petualangan abadi, flora-fauna menakjubkan, makhluk-makhluk ajaib, peri, putri duyung, bajak laut, awan-awan terbuat dari kapas. Intinya segala hal yang membuat anak-anak tetap ingin menjadi anak-anak selamanya. INI TEH APAAN???

"Ini Neverland? Pulangkan saja aku pada orang tuaku, Peter!"

Coba kalian bandingkan dengan gambaran Neverland versi film 2003

Ibarat langit dan bumi benar, 'kan?

Dengar-dengar film ini membuat Neverland terlihat "Realistis" supaya anak-anak bisa pergi ke pulau itu sungguhan di dunia nyata. Padahal inti dari Neverland itu apa sih ....

DUNIA YANG TIDAK PERNAH ADA!!!

NEVER ... LAND ... APAKAH ITU TERLALU SULIT DIMENGERTI DISNEP???!!!

4. The Lost They\Them

"Girls are much too clever to fall out from their prams."

Dari quotes di atas seharusnya sudah jelas kenapa The Lost Boys dinamakan The Lost Boys sejak awal. Sebab anak-anak perempuan terlalu pintar untuk jatuh dari ranjang mereka. Film ini MAKSA BANGET menyamakan derajat perempuan dan laki-laki sampai lupa bahwa versi original malah sudah meninggikan derajat perempuan satu tingkat.

Kalau pada akhirnya The Lost Boys ada anggota cewek kenapa dinamakan The Lost Boys sejak awal? Kenapa tidak diubah jadi The Lost Children sekalian supaya masuk akal! Sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkan perubahan seperti ini kalau saja Disnep menjelaskan sebab-akibatnya!

Ini alasan versiku supaya ceritanya jadi lebih masuk akal. Buatlah Wendy bertanya kepada The Lost Children ini, "Bukannya perempuan terlalu pintar untuk jatuh dari ranjang mereka?"

Lalu The Lost Children yang perempuan bisa menjawab. "Memang. Kami anak perempuan juga suka bertualang. Kami bukan jatuh dari ranjang, kami melompat dari ranjang karena ingin pergi ke Neverland."

Nah, kan jadi lebih masuk akal. Di satu sisi menjelaskan sebab-akibat kenapa bisa ada perempuan di antara The Lost Children. Di sisi lain tetap ada momen girl boss, seterong gorl, atau apa pun itu di dalamnya. Intinya perempuan tetap menjadi gender yang lebih tinggi seperti kemauan Disnep akhir-akhir ini.

5. Akting Awikwok

Aku tidak mau menjelek-jelekkan para pemain dalam film ini. Mereka sudah berusaha sebaik mungkin mengikuti arahan sutradara dan direktor. Tapi ... They are not good at all. Maaf, tapi menurutku aktor-aktor di film ini belum berhasil melakukan akting yang dapat dipercaya. Terutama Peter Pan itu sendiri.

Dari awal aku sudah bilang kalau Peter di sini cuma bisa sedih, loyo, nangis, dan ketakutan. Sebenarnya ada saat-saat di mana Peter bersikap konyol dan ngeselin ke Kapten Hook, tapi akibat akting si aktor yang kurang, akibatnya emosi itu tidak tersampaikan dengan baik.

Sekali lagi aku harus bandingkan dengan versi 2003 alias Jeremy Sumpter yang aktingnya superior. Ada momen Peter sedih, marah, konyol, kesal, nakal, dan semua tersampaikan dengan baik dari ekspresinya. Peter Pan adalah pribadi yang kharismatik dan Jeremy Sumpter bisa mewujudkan itu.

Senyum tengilnya ikonik ya, Boenda!

Sedangkan pemeran Peter Pan versi ini kayak ... kaku gitu ekspresinya. Tidak ada sisi tengil, nakal, bersemangat, konyol, lucu. Yang ada cuma ... loyo aja gitu. Au ah gelap. Susah guweh jelasinya!

ESKPRESINYA KELUARIN DUOONG!!!

Ini bukan masalah warna kulit atau ras seseorang (DON'T START THAT SHEET WITH ME!) Disnep bisa bikin Peter Pan berkulit polkadot atau berasal dari suku pedalaman Jupiter dan aku akan tetap menyukainya kalau aktingnya dapat!

Padahal Jeremy Sumpter baru berusia 13-14 saat itu, sedangkan Alexander Molony di film versi ini 15-16 tahun. Ini bukti bahwa umur bukan jaminan besar-kecilnya bakat seseorang, dan sudah TUGAS TIM CASTING untuk melakukan pekerjaannya dengan baik!

Begitu juga Tinkerbell. Aku tidak peduli dengan warna kulit atau ras orang yang memerankan Tinkerbell. Toh, dia PERI. Tapi tolonglah sekali lagi! Akting Tinkerbell di sini sangat-sangat-sangat kurang. Padahal sebagai peri yang tidak bicara, ekspresi wajah sangat diandalkan. Pemeran Tink di sini benar-benar tidak memiliki ekspresi yang cukup menonjol demi menutupi ketiadaan dialognya.

John dan Michael serta The Lost Children juga tidak membantu banyak untuk berjalannya cerita. Tidak ada momen-momen ikonik dari akting mereka yang akan diingat atau patut diingat sebab semua kayak nge-bland aja jadi satu.

6. Peter Pan Gak Bisa Bahasa Peri?

Helooowww ... Tinkerbell adalah teman kesayangan Peter. Bahkan setelah ada Wendy, Peter tetap mengutamakan Tink dari segala hal. Mereka BERSAHABAT! Peter mengerti Tink dengan baik begitu juga sebaliknya.

Film ini maksa banget ada bonding antara Wendy dan Tink, supaya cuma Wendy yang BISA dan MAU mendengarkan Tink sementara Peter memilih cuek, karena Peter adalah lelaki dan Man = Trash!

Lah ... kalau begitu buat apa mereka masih sahabatan begitu lama? Buat apa Tink ikut balik ke Neverland bersama Peter? Bagaimana cara mereka sahabatan, dan karena apa mereka sahabatan dari awal?

Daripada gorl support gorl, ini jatuhnya malah plot hole! KAGAK MANUK SANGKAR!!!

7. Gorl Boss Wendy Moment

"This magic belong to no boy!"

Hah? Apa lu kata, Wen? Jadi itu magic bukan milik laki-laki, tapi milik siapa? Perempuan doang gitu? Tapi kan peri di Neverland bukan Tink doang. Sekali lagi film ini maksa Wendy jadi Girl Boss, supaya apa?

Ah, gak ngerti deh guweh!

Kesimpulan

Konon katanya film ini diciptakan untuk menebus kesalahan Disnep di film Peter Pan adaptasi 1950an yang berisi konten-konten bermasalah, terutama pada suku asli Amerika. Namun, apakah harus menghancurkan seluruh cerita demi menebus satu kesalahan?

Yah ... setidaknya kehadiran film ini membuatku sadar bahwa film Peter Pan versi 2003 tetap akan menjadi adaptasi Peter Pan yang superior, dan tidak akan pernah ada yang mengalahkannya.

TONOTON FILM VERSI 2003 KALAU KALIAN INGIN TAHU BAGAIMANA PETER PAN YANG ASLI!

Sekian dulu misuh-misuh kali ini. Kita bertemu lagi di hari lain ToT

(Tepar kelelahan)

Comments

  1. Banyak film2 Disney sekarang yg dibuat cuma unt "nebus kesalahan". Mereka kagak tahan buat jadi politically incorrect

    ReplyDelete

Post a Comment

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Ily

Laut Bercerita

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Matahari Minor

Mbah Rick Riordan Melanggar Semua Pakem dalam menulis POV1 (dan Tetap Bagus)

Peter Pan