Sifat Toxic Penulis


Bisa dibilang menjadi Penulis adalah hobi yang paling menyenangkan di seluruh dunia. Bukan hanya menyenangkan untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain sebagai pembaca. Bagaimana tidacc ... seorang penulis secara harfiah bisa menjadi Dewa yang menciptakan dunia bakan orang, berserta segala konflik alakazam di dalamnya.

Namun, dalam segala hal yang menyenangkan, pasti ada saja faktor yang membuatnya tidak terlalu menyenangkan. Sedihnya, segala hal yang tidak terlalu menyenangkan itu berasal dari dalam diri penulis sendiri.

Nah, apa sajakah faktor-faktor negatif tersebut ....

1. Menulis karena Tekanan dan Paksaan

"Kalian harus bisa menulis 10.000 kata per hari!"

"Kalian harus membuat tiga Bab per minggu!"

"Harus ada ide baru setiap hari!"


Ayolah, memang tidak ada salahnya memaksakan diri untuk terus dan terus menulis sepanjang waktu. Namun, ingatlah juga bahwa sebuah kisah atau novel tidak akan terasa "hidup" jika datangnya bukan dari dalam hati. Sebuah kisah atau novel yang dibuat atas dasar paksaan serta tekanan, hanya akan menjadi tulisan kosong yang tidak bernyawa. Berhentilah sejenak, tarik napas dalam, tenangkan pikiran, dan biarkan kisah itu mengalir dengan sendirinya.

2. Gampang Sakit Hati karena Kritik

Tentu saja, komentar kurang enak (sebut saja jahat) pasti membuat semua orang down, bahkan mampu menghilangkan semangat menulis. Namun, jika semua komentar kurang enak membuat kalian marah dan sakit hati, itu tandanya kalian belum benar-benar memiliki mental penulis. Kita tidak mungkin bisa menyenangkan hati semua orang, itu yang harus diingat oleh setiap penulis.

Semua orang mempunyai pendapat masing-masing, begitupun cara penyampaian setiap orang pasti berbeda-beda, dan pendapat itu haruslah dihargai. Jika kalian menganggap setiap kritik sebagai serangan atau komentar jahat, mungkin kalian harus meditasi lebih lama lagi di dalam gua ketabahan.

3. Patah Semangat akibat Penolakan

Penolakan dari penerbit bisa menjadi pematah semangat terbesar bagi seorang penulis. Tapi, Hey! Penolakan itu sudah terjadi, dan cepat atau lambat kalian harus mengikhlaskannya. MOVE ON SEGERA! Penulis sejati tidak akan pernah berhenti menulis hanya karena penolakan sepele. Sebaliknya, ada dua pilihan yang bisa diambil :

A. Ajukan ke penerbit yang berbeda.

B. Perbaiki lagi kualitas tulisan, dan buat penerbit yang menolak kalian itu menyesal.

4. Merasa Gagal Jika Tidak Menulis Sehari Saja

Sekali lagi, menulis setiap hari, bahkan setiap saat adalah sebuah kebiasaan yang baik. Namun, bukan berarti kalian harus melakukannya sampai-sampai menjadi dosa besar jika kalian kelewatan satu hari saja. Terkadang seorang penulis juga harus mengambil istirahat, memperbanyak bacaan, menambah kosa kata, dan lanjutkanlah menulis kalian dengan semangat dan kesiapan baru.

5. Tidak Menyadari Kekurangan Sendiri

Merasa tulisan kalian paling sempurna? JANGAN! Setiap tulisan pasti memiliki kekurangan, dan biasanya pembaca yang menyadari hal tersebut. Maka itulah gunanya terbuka akan kritik, semakin banyak ilmu yang kalian dapat, semakin banyak hal yang harus kalian perbaiki.

6. Berpikir Segala Hal yang Kalian Tulis Jelek

Merasa tulisan kalian paling jelek dan tidak ada gunanya? JANGAN! Tidak ada satu pun karya yang jelek, yang ada hanya kurang sempurna. Bagaimana cara mengatasi itu? Tentu saja terus belajar dan belajar, berusaha untuk menjadi semakin baik lagi. Usaha keras tidak akan mengkhianati hasil, percayalah.

7. Kesal dengan Pencapaian Orang Lain

Kalian sudah berusaha sebaik mungkin, kalian sudah belajar dan terus belajar supaya menjadi penulis yang hebat. Namun, tiba-tiba, entah dari mana, novel yang menurut kalian "kurang layak" malah mendapatkan spotlight yang luar biasa besar, dan jauh mengalahkan karya kalian. Kemudian kalian marah, kesal, dan merasa dunia tidak adil?

Ya, itu wajar, sangat wajar. Akan tetapi, bukan berarti kalian menjelek-jelekkan karya tersebut sampai lupa apa tujuan utama kalian menulis. Spotlight dalam novel berpengaruh besar pada pasar, daripada mengomel tidak jelas tentang betapa tidak adilnya dunia, lebih baik kalian mulai mempelajari apa yang pasar inginkan, dan dapatkan spotlight tersebut.

8. Terlalu Banyak Berpikir daripada Benar-benar Menulis

Seorang penulis ya tugasnya menulis. Jika kalian terlalu banyak berpikir tentang menulis itu artinya kalian bukan penulis, melainkan seorang pemikir yang sedang memikirkan tentang menulis. Buka buku, gawai, atau media apa pun itu, dan mulailah menulis.

9. Berpikir bahwa Kalian Tidak Memiliki Pengalaman untuk Jadi Penulis

Kalian tahu apa keistimewaan penulis? Mereka bisa membuat sesuatu hanya dengan duduk dan menggunakan kelima penca indera untuk menciptakan sesuatu. Seorang penulis sejati bisa menciptakan sebuah karya yang luar biasa hanya dari hal-hal terkecil di sekitar mereka. Setiap hari adalah pengalaman, setiap objek yang tertangkap mata, terdengar telinga, terkecap lidah, teraba kulit, dan tercium hidung, adalah sebuah inspirasi yang bisa dituang ke dalam tulisan.

10. Daftar Ini Membuat Kalian Kesal

Ya, mungkin tidak semua orang setuju dengan daftar di atas, tapi jika kalian sampai benar-benar merasa kesal hanya karena daftar ini. Yah ... maaf kalau kukatakan kalian benar-benar penulis yang toxic pada diri sendiri. Begitu cepatnya kalian marah haya karena daftar sepele.

Nah, sekian dulu dariku. Sampai jumpa di postingan selanjutnya ^o^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Matahari Minor

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Ily

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Omen #1

Laut Bercerita

Peter Pan