Icylandar #4 (the Secret)


Judul : Icylandar #4 (The Secret)

Penulis : Dionvy

Penerbit : Pustaka Redemptor

ISBN : 9786029708738

Tebal : 818 Halaman

Blurb :

"Ada mata-mata Icylandar yang tampaknya hilang," kata seorang mata-mata wanita.

Semua elf yang ada di situ langsung terfiam. Padris menolehkan kepalanya, menatap ke arah raykonya. Tapi raykonya tidak berkomentar dan hanya memasang wajah datar.

Perjalanan untuk berlatih sihir kuno kini berubah saat Padris dan raykonya justru terlibat dalam pencarian mata-mata yang diduganya hilang. Mereka harus menembus daerah perbatasan dan berkelana di wilayah musuh yang sangat berbahaya.

Ternyata perjalanan itu sekaligus emmbuka satu persatu rahasia yang selama ini tersimpan rapat. Rahasia masa lalu yang begitu gelap serta berlumuran darh. Mungkin seharusnya semua rahasia itu tetap berada di tempatnya semula. Namun, waktu tidak dapat diputar ulang. Semua rahasia yang terpendam selama ratusan tahun itu pun akhirnya menampakkan wujudnya.
MENGANDUNG SPOILER!!!

A. Nyemil Kapur Barus

Hai semua, Impy kembali membawa seonggok review yang sudah kalian nanti-nantikan sekian lama (atau mungkin juga tidak). Walaupun review ini mungkin tidak bisa dibilang kredible, karena aku selalu ketiduran di setiap tiga atau empat halaman. Setelah bangun dari rep-rep ayam pun aku langsung melupakan apa yang sudah kubaca sepanjang tiga-empat halaman itu. (bruuh)

(Boring story coming through!)

Saat proses membaca Icylandar 4, kebetulan aku dimintai tolong oleh bibiku yang seorang guru untuk mengerjakan beberapa tugas. Selama membantu tugas bibi di rumahnya, aku senantiasa membawa serta Icylandar 4 supaya bisa dibaca saat santai. Lagi enak-enak membaca di sofa sampai nyaris molor, bibiku tahu-tahu masuk dan langsung memekik dramatis.

(Percakapan versiku yang 99% akurat)

"Impy! Kenapa kamu baca buku agama yang bukan agama kita???"

Reaksiku saat itu tentu saja :

Aku pun menjelaskan dengan penuh kasih sayang. "Bukan, Bi! Ini novel."

"Iya, tapi novel agama yang bukan agama kita, 'kan!!!"

"Bukan, Bibiku Zeyenk. Ini namanya novel fantasi."

Bibiku pun pergi, dan aku pikir masalah sudah selesai sampai sana. Tapi eh tetapi, belio malah mengadu ke mamake, bilang kalau belio khawatir padaku, dan meminta mamake untuk memperhatikan apa-apa saja yang aku baca mulai sekarang.

(Tarik napas ... buang ....)

Maksudku ... kalau dilihat-lihat, pedang yang menggantikan huruf "I" di sampul memang rada mirip simbol salah satu agama. TAPI BUKAN BERARTI ITU BUKU AGAMA! Lagi pula aku sudah menjelaskan, secara singkat-padat-penuh kasih sayang kalau itu bukan buku agama, melainkan sefruit novel. Apa itu masih kurang?

Kembali ke topick! Untuk sampul novel ke-4 sendiri aku pribadi kurang sreg. Terlalu gelap, tidak banyak yang bisa dilihat atau dikagumi. Meskipun aku sangat suka konsepnya yang melambangkan isi buku. Padris dan pegasusnya di dalam gua, menatap kerajaan Deyreudolf dari kejauhan. Wow-wow-wow, seandainya isi buku memberikan vibe serupa dengan sampulnya, aku akan sangat senang.

Nah, langsung saja kita mulai review yang sudah ditunda berbulan-bulan ini.

B. Plot

Bagaimana aku mengatakannya, ya ... Aku sudah bilang kalau review ini mungkin tidak akan terlalu kredibel sebab aku tidak pernah fokus saat proses membaca. Aku tidak memperhatikan plotnya, aku tidak peduli dengan para tokoh maupun tujuan-tujuan mereka, aku tidak mau tahu rahasia-rahasia kelam yang terus dijanjikan dari satu novel ke novel lain, dan aku jelas tidak terkesan dengan blurb novel ini.

Bukan hanya tidak menarik, tapi blurb Icylandar 4 juga hanya mengulng janji-janji manis di novel terdahulu Masa lalu lagi, rahasia kelam lagi, ramalan lagi, muter-muter aja terus di situ tanpa ada satu pun yang benar-benar tuntas. Bahkan di novel ini, plot misteri Pangeran Kelima diduga belum benar-benar selesai, padahal aku suka cara novel ketiga mengungkap siapa Pangeran Kelima.

Itu sudah termasuk penyelesaian yang sempurna. Enogh is enough!

Pasal blurb yang aku bilang tidak menarik, coba kalian perhatikan rangkaian dialog ini : "Ada mata-mata Icylandar yang tampaknya hilang," kata seorang mata-mata wanita.

Apa kalian sebagai pembaca merasakan urgensi atau kepedulian lewat rangkaian dialog di atas? Kalau aku pribadi sih tidak! Masalahnya aku tidak kenal siapa mata-mata yang hilang itu, aku tidak tahu apa pengaruhnya bagi dunia Icylandar maupun konflik di dalamnya, lebih parah lagi aku belum tahu kalau kasus itu benar atau tidak dari kata 'tampaknya'. Seolah penulis sendiri bingung menentukan konflik dalam ceritanya.

Bayangkan kalau dialognya diganti begini. "Ada tukang sayur Pasar Minggu yang tampaknya hilang," kata seorang tukang sayur wanita.

Bagaimana tanggapan kalian saat mendengar informasi itu. Kalau aku sih, yaudah aje gitu looh ... mungkin memang sedikit khawatir, mungkin sedikit bersimpati, tapi jelas tidak akan terlalu memikirkannya sampai harus menjadi konflik utama dalam hidup ini. Meskipun terdengar kejam, tapi marilah kita berpikir realistis, kita tidak akan terlalu peduli pada siapa pun yang tidak kita kenal. Kecuali kalau itu memang pekerjaan kita, atau dibayar sangat mahal.

Memang dikatakan si kepala mata-mata ini meminta bantuan pada Padris dan Bapakenya untuk menyelidiki, karena mereka orang penting di Icylandar. Mungkin kata si Kepala Mata-matai gini. "Eh, elu kan Pangeran Icylandar, bantu cariin orang ilang duooong!"

Meskipun itu masuk akal kalau mengingat Pangeran harus peduli pada rakyatnya, tapi eh tetapi Padris dan Bapakenya kan sudah punya tugas penting sendiri. Padris harus segera mempelajari Sihir Kuno untuk melawan Deyreudolf, waktu sudah mepet, sementara Sihir Kuno tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Kenapa tidak serahkan masalah mata-mata hilang pada pihak berwajib?

Suruh para Jendral kek, Panglima kek, siape kek. Kan orang-orang Icylandar di dunia ini bukan Padris dan Bapakenya doang! Lagi pula ini membicarakan mata-mata loh! Sesuatu yang buruk SELALU terjadi pada mata-mata, itu memang sudah risiko dalam pekerjaan mereka, dan seharusnya tidak lagi dibesar-besarkan. Apa lagi melibatkan Putra Mahkota yang sudah kerepotan harus mempelajari Sihir Kuno! Belum lagi mengurus plot lain yang belum selesai-selesai dari tiga buku sebelumnya!

Ini juga yang membuatku bingung dari para mata-mata di dunia Icylandar. Pekerjaan mata-mata itu seharusnya rahasia, 'kan? Dalam kasus terbesar, para mata-mata melupakan identitas sendiri saking banyaknya identitas palsu yang harus mereka gunakan. Tapi eh tetapi mata-mata Icylandar teh dikenal semua orang, bahkan punya predikat sendiri-sendiri. Ya 'Mata-mata Terhebat', 'Mata-mata Terkejam', 'Mata-mata TerUwU' dan lain-lain.

Kalau pekerjaan mata-mata sudah diketahui, itu artinya dia sudah bukan lagi mata-mata, 'kan? Aku sebenarnya tidak terlalu paham dengan logika ini, seseorang tolong jelaskan padaku apa saja Job Desk mata-mata!

Well ... what do i know. Toh, berkat plot maksa ini kita bisa bertualang masuk ke Deyreudlof, dan mendapatkan hal-hal berfaedah guna menunjang plot tambahan di kemudian hari.

Selain mata-mata brekele, ada juga plot di mana Padris dan Bapakenya berlatih Sihir Kuno. Kekuatan paling dahsyat yang harus dipelajari ratusan tahun, yang hanya bisa dipelajari oleh elf-elf terkuat, terpintar, terwow, dan teraduhai. Nyatanya, Padris bisa mempelajari semuanya dengan sangat mudah dan cepat. Setiap kali Bapake mengajari Padris Sihir Kuno baru, Padris bisa menguasainya hanya dalam beberapa halaman saja.

WOW PADRIS GARY STU, maksudku PADRIS HEBAT BANGET!!!

Selain itu lagi, ada juga MK (Momen Ketika) penulis ingin memberi tahu kita latar belakang dari para pemilik Jaroz. Menurut kalian bagaimana cara si penulis memperkenalkan para pemilik Jaroz pada kita supaya mudah dimengerti?

Tentu saja lewat wawancara! Jadi Padris bertanya pada Bapake tentang siapa saja pemilik Jaroz dan bagaimana latar belakang mereka. Lantas Bapake mulai menjelaskan secara panjang x lebar x tinggi dalam dialognya. Memperkenalkan nama orang, dari mana asal-usulnya, apa kekuatannya, berapa usianya, apa jabatannya, dan lain-lain.

Semua informasi tersebut membuatku mengusap wajah dengan kedua tangan sambil menjerit. WHO ARE THESE PEOPLE?! Haruskah aku mengenal mereka semua sekaligus? Haruskah aku peduli pada mereka sekarang juga? Haruskah aku mengingat semuanya? Pentingkah mereka di kemudian hari? Karena aku benar-benar TIDAK PEDULI pada mereka semua!

Bukan hanya disuruh menghapal semua pemilik Jaroz sekaligus, tapi kita juga disuruh mengenali para Pangeran Kegelapan dengan cara serupa.

Padris akan bertanya tentang Pangeran Kegelapan, lalu Bapake menjelaskan Biodata  para Pangeran Kegelapan yang seringnya tidak memberi tahu apa pun selain hal-hal trivial. Misalnya berapa umur para Pangeran, siapa yang paling hebat, siapa yang paling tampan, siapa yang anak kesayangan, siapa yang paling UwU, siapa yang makan paling banyak, siapa yang kentut paling bau (enggak deng!)

Tapi serius, semua informasi para tokoh di-spill sekaligus, seolah memnyuruh pembaca menghapalnya saat itu juga. Itu cara paling brekele dalam menjabarkan penokohan. Padahal kalau penulis membuang info dump, filler, serta adegan gak penting, lalu ganti semua itu untuk memperkenalkan tokoh-tokoh penting secara perlahan seiring plot, serta fokus pada satu konflik. Buku ini tidak akan sampai empat seri apa lagi setebal 800 halaman!

Meskipun begitu, rasanya aku paham kenapa Icylandar bisa sebegini membosankan, dan tidak pernah fokus pada satu konflik atau plot yang konkret. Dugaanku sih, Itu semua karena si penulis membuat Icylandar semata-mata hanya untuk fangirling dengan ras Elf.

Aku pernah membaca fakta ini di-IG penulis. Belio sangat mengidolakan Legolas dari serial Lord of the Ring. Namun, belio kecewa lantaran kehadiran Legolas dalam seri itu terbilang sedikit, mungkin kurang memuaskan hasratnya. Maka dari itu belio terinspirasi membuat sebuah novel yang semua tokohnya adalah Legolas, dengan begitu dia bisa fangirling sepuas-puasnya.

ITU MENJELASKAN SEGALANYA!

1. Tokoh utama yang semuanya laki-laki

2. Selalu menjabarkan fisik para tokoh yang tamvan-rupawan alih-alih kepribadiannya

3. Adegan UwU antar lelaki

4. Trope-trope lelaki yang disukai semua perempuan

Buku ini jelas fangirl material!!!

Setelah mengetahui fakta itu, rasa tertarik pada novel ini langsung hilang. Padahal sampulnya bagus, padahal ilustrasinya aduhai, tapi ternyata isinya cuma untuk ajang fangirling. Buku ini jelas punya pasar sendiri, tepatnya di antara pemuja ras Elf dan/atau Legolas.

Aku pribadi sebagai wanita suka tokoh yang digambarkan tamvan-rupawan, dalam kasus ini khususnya Legolas, ayolah semua wanita berkelas suka Legolas. Tapi penulis harusnya sadar, Lagolas dicintai bukan semata-mata karena dia tamvan-rupawan, tapi perannya yang jelas luar biasa dari novel yang juga epik dan ikonik.

Legolas dicintai karena Lord of The Ring adalah serial yang luar biasa. Bukannya Lord of the Ring menjadi luar biasa, karena ada tokoh Legolas yang tamvan.

Suguhkan dulu cerita dengan plot, penokohan, alur, serta konflik konkret yang mengaggumkan, baru biarkan pembaca memilih sendiri tokoh mana yang ingin mereka cintai, entah itu tokoh utama atau sampingan. Entah manusia atau ras lain. Entah tamvan atau cantik. Entah tua atau muda.

Jangan lebih dulu membuat tokoh tamvan-rupawan atau cantik bak bidadari, tanpa memikirkan unsur intrinstik dari novel itu sendiri. Ini juga yang sering terjadi pada novel Watpat, menggembar-gemborkan tokoh sempurna secara fisik, tanpa memedulikan hal-hal penting lain dalam sebuah novel.

Fisik tokoh yang sempurna bukan formula untuk novel bagus.

Yah, sepertinya sesi plot harus berhenti di sini. Aku tidak bisa mengomentari hal lain setelah tahu tujuan si penulis membuat novel ini, karena semua itu tidak akan penting lagi. Novel ini pun belum tamat, dan masih lanjut ke novel ke-5, tapi aku akan berhenti membacanya sampai sini, dan aku nyatakan Icylandar tamat di buku ke-4.

C. Penokohan

Padris. Gary Stu

Bapake Padris. Gari Stu Sr.

Mata-mata. Got Kidnapp XOXO

Para Pewaris Jaroz. They just exist

Pangeran Kegelapan. Tamvan-rupawan

I forgot anybody else's name .....

D. Dialog

Semua dialog dalam novel ini berisi tanya-jawab supaya penulis bisa menjelaskan sesuatu secara mudah (malas) kepada para pembaca. Misalnya si Padris meminta penjelasan tentang Pewaris Jaros, maka Bapake menjelaskan secara rinci siapa saja Pewaris Jaroz, dan kita harus menghapalnya saat itu juga. Terus Padris meminta penjelasan tentang Pangeran Kegelapan, maka Bapake pun menyebutkan Biodata para Pangeran Kegelapan lengkap dengan Fun Fact-nya.

Pokoknya begitu deh sepanjang cerita. Aku langsung lelah-lesu-loyo-lunglai-laper kalau sudah disuguhi hapalan semacam itu sama si Bapakenya Padris. Tidak ada dialog yang menunjukkan bonding antar tokoh, tidak ada dialog yang menunjukkan kepribadian si tokoh, tidak ada kemistri atau hal-hal UwU yang terjadi antar para tokoh. Mereka hanya memberi kita hapalan-hapalan demi kepentingan plot di masa mendatang.

Padahal novel ini juga menyodorkan tema kasih sayang ayah pada anaknya. Well, it's kinda fail, My Love .... Aku tidakn mendapatkan momen ayah-anak dari Padris dan Bapakenya, atau mungkin belum.

E. Gaya Bahasa

Banyak sekali narasi yang membuatku mengantuk, mungkin juga disebabkan oleh hapalan-hapalan tentang tetek-bengek Icylandar itu. Di sini banyak juga flashback, ada ramalan baru, dan pada akhirnya misteri baru padahal yang dulu-dulu juga belum terungkap. Lalu ....

Zzzzzzzzz .... (Bahkan menulis segmen ini pun aku hampir molor)

Oh, ada beberapa kontradiksi yang aku temukan, aku juga menulisnya di catatan, tapi entah kenapa urutannya acak, dan membuatku bingung sendiri gimana cara menyusunnya! Pokoknya ini tentang World Building dan logika di dunia Elf ini sendiri. Salah satunya tentang sihir.

Kita semua tahu kalau seluruh kehidupan Elf ini memang dikelilingi sihir, tapi tiba-tiba ada dialog Padris yang mengatakan kalau dia meragukan keberadaan sihir di dunia.

TERUS JOICI, SIHIR KUNO, AME JAROZ ITU LU SEBUT APAAN, PAD??? (maaf, maaf, aku jadi emosi sendiri sama novel ini. Untunglah ini yang terakhir, Gusti!!!)

Ada juga catatan tentang dunia Elf yang seharusnya tertutup, tapi siapa pun bisa masuk-keluar seenak jidat, tanpa halangan serius. Maksudku ... kalau mau bikin dunia yang terisolasi, buatlah demikian! Kalau tidak mau, ya jangan! Atau berikan penjelasan sebab-akibat yang logis. Thats all i asked!

F. Penilaian

Cover : 2,5

Plot : 1

Penokohan : 1

Dialog : 1

Gaya Bahasa :1

Total : 1,3 Bintang

G. Penutup

Dengan ini, Novel Icylandar pun selesai sudah!

Ding-ding-ding-ding-ding!!!

Aku tidak peduli kalau nantinya ada buku 5, 6, 7, 8, 100 atau malah 1000, bagiku sudahlah cukup sampai sini. Sebenarnya aku ingin memperlakukan seri ini seperti Serial Bumi, alias aku tidak akan menyerah sampai kata 'Tamat' benar-benar ditulis.

Tapi dipikir-pikir Serial Bumi jauh lebih bisa dinikmati, lantaran selalu ada plot dan penyelesaian. Setidaknya aku mendapatkan hal baru di setiap seri. Lain halnya dengan Icylandar yang melelahkan. Nah, mungkin itulah konklusi untuk seri Icylandar. Seri ini benar-benar 'Melelahkan'.

Review ini pun malah jadi berisi julid, tanpa ada hal baik yang aku sebut satu pun! Habis bagaimana lagi, aku sudah capek duluan disuguhi hal-hal brekele sampai sekalinya ada hal bagus pun itu tidak akan terasa. Ibaratnya bagai digigit semut ... tunggu dulu, bahkan digigit semut lebih berasa sakit!

Suatu saat nanti aku ingin membaca ulang Icylandar dari seri pertama, aku akan buang segala prasangka buruk, dan menikmati novel ini seutuhnya. Aku sangat ingin menyukai novel ini. Bahkan setiap kali menatap novel-novel berjejer dari satu sampai empat, ada rasa bahwa aku pasti mencintai novel ini, padahal nyatanya tidak!!! Ini perasaan yang lebih rumit daripada urusan cowok!!!

Sekarang aku mau bobo cantik, dan memimpikan Elf-elf tampan-rupawan. Tentunya aku membicarakan Legolas, dan bukannya tokoh-tokoh di novel ini.

Sampai jumpa di review selanjutnya ^o^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Matahari Minor

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Ily

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Omen #1

Laut Bercerita

Peter Pan