Peter Pan


Judul : Peter Pan

Penulis : J.M Barrie

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

ISBN : 9780805072457

Tebal : 176 Halaman

Rating Pribadi : 4,9 (Aku mau kasih lima karena ego, tapi tidak jadi)

Blurb :


Peter Pan by J. M. Barrie Peter Pan, the mischievous boy who refuses to grow up, lands in the Darling's proper middle-class home to look for his shadow. He befriends Wendy, John and Michael and teaches them to fly (with a little help from fairy dust). He and Tinker Bell whisk them off to Never-land where they encounter the Red Indians, the Little Lost Boys, pirates and the dastardly Captain Hook.

MENGANDUNG SPOILER!!!

A. Cinta Pertama dalam Segala Hal

Review kali ini mungkin terdengar sangat-sangat-sangat subjektif karena AKU. CINTA. PETER PAN. OKHAY! Aku pertama mengetahui Peter Pan dari film tahun 2003 berjudul "Peter Pan" yang juga menjadi film favoritku sepanjang masa. Karena Peter Pan aku suka fantasi, karena Peter Pan aku suka middle grade, karena Peter Pan aku suka semua anak bernama Peter, dan karena Peter Pan aku tahu bagaimana rasanya nangis bombay gegara baper luar biasa pas kelas 3 SD.

Maka dari itu, kurang afdol rasanya kalau aku mencintai film Peter Pan, tapi belum pernah membaca kisah aslinya, yang ternyata memang sudah sangat klasik karena pertama terbit tahun 1911. Woow, kakek-nenek kita masih pada perang Cin! Ngeri juga kalau sambil ngebayangin itu. Anyway ... sampul Peter pan. Pfftt ... sampul gak penting lagi!

Blurb? Pfftt ... itu juga nggak penting! Aku baca ini di Ipusnas (Makasih aplikasi tercintaku!). Dan sampul yang kudapatkan adalah, gambar di atas itu. Jujur saja, aku tidak suka sampul itu, kesannya kartunis dan Creepy, mengingatkanku dengan boneka yang menghantuiku di masa kecil. Tapi seperti yang kukatakan sebelumnya. Pfftt ... itu nggak penting sama sekali! Tanpa berlama-lama, marilah kita berpetualang bersama anak yang tidak pernah tumbuh dewasa.

B. Ngomongin Anu.

Aku tahu terkadang film adaptasi buku bisa lebih bagus atau malah lebih jelek dari bukunya. Karena film 2003 Peter Pan SEMPURNA. Aku menurunkan sedikit ekspetasi untuk buku ini. Bisa jadi lebih jelek, kan? Atau tidak sama dengan film. Nyatanya ... ini lebih dari sama, dan karena ini buku, dan versi original, banyak hal-hal dalam buku yang tidak ada dalam film. Sesuatu yang membuat perasaanku bahkan lebih baper lagi daripada menonton filmnya.

Secara teknis ini bukan hanya kisah tentang bocah konyol bernama Peter Pan, tapi juga seorang gadis bernama Wendy serta kedua adiknya, juga ibu dan ayahnya. Dari semua gadis di dunia, Peter seolah menjadikan Wendy dan keturunannya lebih istimewa, dia mengajak Wendy ke Naverland, menjaganya, membuatnya spesial, meskipun sebenarnya dia hanyalah anak konyol yang tidak mementingkan urusan cinta atau perasaan-perasaan semacam itu.

Lain dengan Wendy yang malah tidak sabar untuk menjadi dewasa. Wendy ingin Peter juga ikut dewasa, tapi Peter bahkan tidak mau sekadar membayangkan hal itu. Itulah sebabnya mereka tidak bisa bersatu. Oh ... kalian pikir itu bagian sedihnya? Tunggu saat kalian membaca adegan setelah Wendy pulang dari Naverland dan memutuskan untuk tumbuh dewasa bersama The Lost Boys.

Bagaimana gadis itu berusaha keras menunda kedewasaannya demi bisa berpergian bersama Peter setiap musim semi. Bagaimana dia selalu menunggu di depan jendela ketika Peter lupa atau sengaja lupa menjemputnya di musim semi, mempertanyakan apakah Peter Pan benar-benar ada? Apakah petualangan mereka selama ini benar terjadi. Bahkan The Lost Boys tidak lagi mengingat Peter, hanya Wendy seorang saja, serta adiknya yang paling kecil.

Sejatinya Peter hanya anak kecil yang konyol, menyepelekan, tidak tahu aturan dan pelupa. Sangat-sangat pelupa. Dia membiarkan Wendy memikul perasaan ini sendiri. Tapi juga menangis ketika mengetahui bahwa Wendy lebih memilih untuk menjadi dewasa. Bener-bener, ya! Mau lo tuh apa sih, Peter! Di suruh dewasa ogah, merelakan ogah, jemput Wendy ke Naverland ogah!

Saat adik Wendy, si Michael ngomong "Kau tahu, Wendy, mungkin Peter Pan tidak pernah ada." Di situ aku merinding. Gak terima, gak rela! Michael tega bilang begitu setelah semua yang mereka lalui bersama. Ya ... salah Wendy juga, masih terbayang-bayang dengan bocah laki-laki itu, ketika dia memutuskan untuk dewasa.

Begitulah ... selain petualangan di Naverland yang menegangkan. (Peter "menyingkirkan" The Lost Boys ketika mereka sudah tidak bisa masuk seluncuran pohon. Hmm ... apakah Peter benar-benar bukan antagonis?) Melawan Hook yang juga memiliki kisah kelam sendiri. Melewati berbagai rintangan, yang membuat ingatan anak-anak Darling tentang rumah terkikis. Ketika Hook akhirnya mati, Wendy memutuskan untuk pulang.

Siapa pun sedih ketika Peter menolak untuk tumbuh dewasa, tapi di sisi lain, Peter adalah jiwa Naverland, tanpa Peter Naverland akan mati, begitu juga Tink, peri kesayangannya. Peter memang tidak boleh tumbuh dewasa sampai kapan pun. Dan hanya keturunan Wendy yang akan menjadi pendamping sementara baginya melewati masa-masa abadi itu. Entah sampai kapan.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Peter Pan
  • Seluruh buku adalah kelebihan. (Bohong, kok!)
  • Gaya bercerita yang menghangatkan hati, kalimat-kalimat berirama yang tidak bosan dibaca berulang-ulang.
  • Peran masing-masing tokoh, bahkan peran masing-masing kubu dalam buku ini benar-benar lucu. Bajak laut memburu The Lost Boys, The Lost Boys memburu Hewan-hewan buas. Hewan buas memburu Suku Indian, dan Suku Indian memburu Bajak Laut. Sehingga setiap malam merka akan saling mengejar, berputar-putar mengelilingi Naverland, tanpa saling bertemu satu sama lain.
  • Penggambaran fisik Peter yang sudah sangat jelas diambil dari sudut pandang Wendy, karena kelihatan betul Wendy menyukai anak itu. Membuatku, bahkan kita semua ikut menyukai Peter. (Menatapku dengan mata yang begitu biru-lah, berkata dengan suara yang tidak bisa ditolak gadis manapun-lah. Wendy! Berhenti bikin cewek-cewek fangirling okey!)
  • Mungkin karena aku melihat filmnya duluan, makanya aku seneng banget begitu tahu, buku ini lebih mendetail bagaimana Peter dan Wendy ketika berpetulanag serta pasca berpetualang.
Kekurangan Peter Pan
  • Lucu juga, buku ini menjadi klasik anak-anak padahal sebenarnya buku ini lebih gelap dan menyedihkan. Mungkin karena anak-anak belum bisa menangkap semua pesan tersirat di dalamnya, sehingga semua tanda tanya baru terjawab begitu anak-anak itu tumbuh dewasa. (Kecuali kalau mereka tidak akan tumbuh dewasa seperti Peter huehehe)

D. Penutup

Hmm ... rasanya setelah membaca buku, aku tidak akan pernah menganggap Peter Pan sama lagi. Di buku ini jelas-jelas Peter adalah anak yang menyebalkan, bahkan bisa dibilang jahat, antagonis. Namun, apakah aku akan berhenti mencintainya? TIDAK! Aku bahkan semakin menyukai kisah ini. Ending buku ini bisa dibilang tidak sedih, sama sekali tidak, tapi kenapa rasanya sedih TOT.

Kalau di novel The Book Of Lost Things aku hanya membutuhkan dua hari untuk Move on. Peter pan membutuhkan waktu satu minggu! Mataku tidak menangis sepanjang membaca buku ini, tidak sama sekali, tapi hatiku teriris-iris. Jengkel dengan Peter, kasihan dengan Wendy, kasihan dengan Tink, kasihan dengan Hook, kasihan dengan The Lost Boys, kasihan dengan ayah ibu Wendy. (Ya, memang hanya Peter yang menyebalkan di sini)

Jelas-jelas buku ini jauh lebih baik dari film. Tapi juga lebih dark, lebih menyedihkan, lebih bahagia, membuat merinding, membuatku tidak bisa tidur. Aku lebih memilih menangis gerung-gerung daripada merasakan hal ini!!! Hilangkan! Hilangkan!

Beberapa sumber mengatakan kalau kisah Peter Pan tidak berhenti sampai di sini, banyak spin off lain di luar sana, tapi rasanya ini saja cukup membuatku susah tidur seminggu. Aku tidak mau merasakan hal yang sama lagi, tidak untuk sekarang. Kesimpulannya ... bacalah, iqra, buku Peter pan, kalian tidak akan menysal. Atau mungkin malah menyesal kalau kalian ikut merasakan apa yang aku rasakan.

Sekian dulu dari Impy. Sampai jumpa di review berikutnya ^-^/

Comments

Impy's all-time-fav book montage

The School for Good and Evil
A World Without Princes
The Last Ever After
Quests for Glory
House of Secrets
Battle of the Beasts
Clash of the Worlds
Peter Pan
A Man Called Ove
My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry
The Book of Lost Things
The Fairy-Tale Detectives
The Unusual Suspects
The Problem Child
Once Upon a Crime
Tales From the Hood
The Everafter War
The Inside Story
The Council of Mirrors
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer


Impy Island's favorite books »

Baca Review Lainnya!

Matahari Minor

Aku Menyerah pada Serial Omen-nya Lexie Xu

Novel-novel Terkutuk (Mostly Watpat)

Ily

Omen #1

Laut Bercerita